Papa Papa Ganteng

Beberapa hari lalu, gue BBM-an sama temen gue. The one yang rencana mau merit lagi 3 bulan setelah bininya meninggal itu lho. It turns out, rencananya menikah lagi gagal karena pacarnya kurang cocok sama anaknya.

Gue denger cerita itu aja sempet bernafas lega. Abis waktu dia bilang mau merit lagi, gue langsung ngebatin, buset nih orang, tanah kuburan aja masih basah. Trus si anak yang (saat itu) masih berumur 3 tahun menghadapi banyak proses adaptasi. Selain kehilangan ibu, kalo bapaknya merit lagi, dia harus beradaptasi sama ibu barunya, yang punya anak juga sebanyak 3 orang. Complicated banget kan buat kondisi psikologis si anak?

Anyway, saat BBM-an itu, temen gue, let’s call him A, curhat minta dicariin istri setelah hubungan dengan pacarnya yang dulu kandas. Si A bilang, kalo cuma buat penyaluran hasrat doang sih banyak lah. Tapi dia tetep mau someone who stays with him and his daughter. Istri dan ibu untuk anaknya gitu deh.

Reply gue cuma gini: “First thing first. Coba lo ganti profpic BBM-lo deh. Fotolo yang sekarang kayak gigolo Bali aje. Kalo mau cari bini tuh pajangin foto gaya kebapakan, bareng sama anaklo gitu kek.”

Continue reading

Ibu Tiri Lebih Kejam Daripada Ibu Kota?

Ibu tiri, hanya cinta, kepada ayahku sajaa…

Tau lagu itu? Lagu tersebut adalah Ratapan Anak Tiri yang jadi soundtrack film berjudul sama. Kisahnya tentang anak tiri yang dianiaya dan dijadikan pembantu oleh ibu tirinya di rumahnya sendiri. Kemudian yang masa kecilnya di era ’80-an kayak siapa ya gue, pasti tau film Arie Hanggara. Film itu diangkat dari kisah nyata Arie Hanggara yang disiksa ibu tiri dan bapak kandungnya sendiri sampe meninggal.

Ya, sosok ibu tiri emang menjadi momok bagi semua orang. Berbagai dongeng pun mengemas tema itu. Mulai dari dongeng lokal Bawang Merah Bawang Putih sampe dongeng bule Cinderella. Semua berkisah tentang ibu tiri yang gilak sadis dan jahatnya. Bikin semua anak tambah ngeper dan parno kalo bapaknya merit lagi dan mereka punya ibu tiri.

Continue reading