Belakangan ini, dengan maraknya socmed, masyarakat lebih gampang dan leluasa menyuarakan isi hati. Mulai dari urusan pekerjaan, keluarga sampai hal-hal yang bersifat pribadi. Salah satunya adalah urusan jumlah anak.
Banyak kan tuh di FB yang berkampanye soal “rahim gue, urusan gue.” Atau kalo di-Sunda-Sunda-in, jadi “rahim aing, kumaha aing.” 😀
Ini awalnya sih dikampanyekan oleh orang-orang yang belum punya anak atau memutuskan untuk tidak punya anak. Maklum, kultur kita kan kultur kepo. Semua yang dianggap kurang “lazim” dengan norma masyarakat, pasti ditanyain.
Gak berapa lama, kampanye itu juga digunakan oleh orang lain, terutama kaum yang ingin punya anak banyak. Lagi-lagi karena mereka lelah dengan kultur kepo masyarakat sekitar. Norma yang lazim di masyarakat adalah, 2 anak, jenis kelaminnya sepasang, atau laki-laki dan perempuan. Jadi kalo jumlahnya kurang atau lebih dari itu, dan gendernya gak sepasang, pasti dikepoin.
Oke lah, untuk urusan itu gue gak bermasalah. Gue cukup setuju koq. Anak gue, urusan gue. Rahim gue, urusan gue. Jadi, buat apa orang lain usil. Gitu ya kira-kira.