Komentar Menyakitkan yang Tak Terlupakan

Minggu lalu gue nemu video Tiktok yang membahas tentang “apa komentar menyakitkan yang pernah kamu dapat dan tak terlupakan hingga puluhan tahun?”. Di situ, si Mbak creator-nya bercerita tentang masa kecilnya yang sering dibanding-bandingkan dengan adiknya yang cantik. Bahkan, bapaknya sendiri sampe komentar yang merendahkan dan secara gak langsung, ngatain dia bahwa dia itu jelek.

Sampe sekarang, komentar itu masih membekas di hatinya. Dan sampe dewasa, cukup bikin dia sulit untuk bisa percaya diri.

Duh, nonton videonya gue mbrebes mili. Kenapa? Karena gue juga punya pengalaman yang mirip.

Sepanjang hidup gue, banyak banget sih komentar-komentar yang menyakitkan yang pernah gue dapat. Tapi yang paling gue inget, dan masih membekas sampai sekarang plus memberi dampak sangat signifikan pada personality gue, adalah 2 komentar, yaitu:

Continue reading

Ramalan Cinta

Tiap memasuki Tahun Baru, berbagai ramalan pasti selalu muncul di media. Kalo awal Tahun Baru Masehi, yang muncul umumnya ramalan zodiak untuk setahun penuh. Sementara untuk Tahun Baru Imlek, yang muncul adalah ramalan Shio untuk setahun penuh.

Jujur, gue bukanlah orang yang serius banget mantengin ramalan-ramalan zodiak or shio itu. Baca sih iya, tapi biasanya mah cuma sekilas info karena langsung lupa. Gue cuma inget dengan personality traits yang dikaitkan dengan tiap-tiap zodiak/shio. Misalnya, Aquarius umumnya begini, Gemini begitu, dst. Tapi untuk ramalan nasib, jodoh, keuangan, dll per tahun, per bulan, per minggu, bahkan per hari, gue gak inget dan gak percaya.

Meski begitu, untuk urusan ramal-ramalan, gue tetep demen ikutan. Yah for fun aja. SBL SBL, seru banget loch! Beragam jenis ramalan pernah gue coba, mulai dari tarot, tangan, sampe daun teh. Tapi ya kayak shio/zodiak tadi, begitu kelar diramal, biasanya mah lupa. Kalopun inget, maksimal semingguan doang lah.

Continue reading

Memori Bersama Blackberry

Mulai 4 Januari 2022 kemarin, Blackberry dinyatakan mati alias gak beroperasi lagi. Kabar ini adalah klimaks dari sekian banyak berita tentang Blackberry yang udah bertahun-tahun mati suri. Tentunya, kabar matinya Blackberry itu memicu banyak memori dan kenangan para penggunanya, termasuk gue.

Untuk gue, Blackberry ini menemani masa-masa lajang, menikah, sampe punya anak. Jadi periodisasinya mungkin bisa dibagi kayak gini ya:

Continue reading

Bahasa Inggris dan Pasangan

Kemarin di Instastory gue angkat tema tentang kriteria pasangan. Yang jawab buanyaaakk banget dan beraneka ragam. Ada yang serius, ada pula yang sangat spesifik dan bikin ngikik.

Salah satunya adalah “harus bisa Bahasa Inggris”.

Untuk kriteria ini, gue ngerti sih kenapa. Bahkan duluuuu banget, gue pernah nulis post di blog friendster (yaelah ketauan tuwirnya dah eikeh) tentang kriteria pacar dan kemampuan bahasa Inggrisnya. Sayang, karena friendster udah tutup, blog gak penting itu hilang kehapus.

Alhamdulillah juga sih karena kalo dibaca, isi blog friendster gue alay banget hahaha… Continue reading

Dilan Atau Dilon?

Okeh, gara-gara heits film Dilan, gue jadi kepo kan ya sama ceritanya. Karena belum sempet-sempet nonton, gue niat mau baca dulu ah. Trus dapet bukunya dari temen sekaligus tiga seri.

Respons gue gimana?

Enteng banget ya, tipe buku yang bisa langsung kelar in just one sitting gitu. Apalagi ceritanya juga cinta-cintaan yang remeh temeh tapi manis. Jadi gak perlu bikin kening berkerut, cuma mata mengerut dikit aja karena terharu bernostalgia.

*ayo siapa nih yang baper bacanya sampe meweeekk*

Nah, gara-gara baca Dilan itu, gue jadi inget kisah cinta zaman SMA dulu. Gue kayaknya jarang mention or cerita sih soal pacar pertama gue itu. Bukan kenapa-kenapa, tapi gue lupa bok, ahahahaha… Inget sih sekilas-sekilas, tapi detail-detailnya banyak yang lupa. Ini rada ajaib ya secara gue punya ingetan detail akan apapun yang kurang penting. Masa pacar pertama malah lupa?

Continue reading

Raising Confident Child. How?

Kemarin ada acara keluarga besar suami. Alhasil, kami ketemu lah dengan sodara-sodara yang jarang bersua.

Pas turun mobil, kami ketemu dengan seorang Omnya suami. Basbisbus dikit, trus Nadira salim cium tangan sam adese. Dan sambil kasih tangan, dia ngomong gini ke Nadira:

“Wah koq gendut banget nih sekarang? Itu perutnya sampe buncit.”

Hati gue mendelep dengernya. Istri si om mungkin sadar, dia berusaha menetralisir dengan bilang “Gak koq, langsing koq ya, Mbak.”

And yeah, ever since that moment, that old guy is officially on my black list of “orang-orang nyebelin yang harus dihindari sebisa mungkin”.

Continue reading

Past VS Present di AADC2

Udah hampir 3 minggu film AADC2 tayang di bioskop. Dan udah hampir 3 minggu pula socmed dipenuhi meme, lelucon, foto-foto nobar, yang semuanya bahas tentang film itu. Banyak yang baper, banyak juga yang mengkritik.

Gue sendiri baru sempet nonton minggu lalu, sebelum long weekend dimulai. Nontonnya sama temen-temen kantor karena suami gue gak tertarik. Bahkan, AADC pertama aja dia gak nonton. “Gak pengen aja,” katanya. Ya sutra deh.

IMG_20160504_194514

Continue reading

Nostalgia Kue Keranjang

*Disclaimer: di postingan ini, gue memilih pake istilah Cina bukan Tionghoa karena, sepengetahuan dan sepengamatan gue, sebagian besar masyarakat keturunan Cina gak bermasalah dengan sebutan itu.*

Tiap Imlek, gue selalu gembira. Soale, meski nggak berdarah Cina, gue pecinta berat beberapa masakan Cina. Salah satu favorit gue adalah kue keranjang alias Dodol Cina.

Menurut gue, kue keranjang ini sungguh lejatos. Padahal personally, gue kurang demen dodol. Soale manis gilak, lengket di gigi dan biasanya keras kalo udah terlalu lama. Nah, kue keranjang ini beda. Manisnya gak blenger dan teksturnya empuk cenderung lembek. Mirip sama dodol Betawi yang baru aja mateng dan ditaro di daun pisang.

Selain gue, ternyata nyokap dan bokap juga suka sama kue keranjang. Kalo bokap malah hobi banget kue keranjang yang digoreng dengan salut telur atau adonan tepung. Jadi tiap dapet kue keranjang, rebutan deh kita 🙂

Kecintaan gue sama kue keranjang mungkin akibat masa kecil gue yang lekat dengan segala hal berbau Cina. Jadi, keluarga nyokap gue itu sering banget disangka keturunan Cina. Sebab, semuanya bermata sipit, berkulit terang dan berambut lurus.

Continue reading