Sejujurnya, gue nulis ini udah dari beberapa hari lalu. Tapi gue ngerasa kudu tanya ke suami dulu, apakah dia keberatan cerita ini gue post? Sebab, untuk beberapa orang, kisah kegagalan dan kebodohan finansial itu adalah aib.
Respons suami:
“Oh gpp di-post. Siapa tau ada pelajaran dari kebodohan aku.”
Oke deh. Mari kita lanjutkan kisah tentang BPJS kemarin.
Di instagram kan gue sempet bahas tentang lifestyle ala budget pas-pasan jiwa sosialita (BPJS) ya. Di antara DM yang masuk, banyak yang mengeluhkan cara pasangannya dalam mencoba menyenangkan mereka. Soale, seringkali maksain gitu.
Ada yang sampe dikejar-kejar debt collector karena diam-diam ternyata suaminya ngutang kanan kiri untuk ngajak anak istri traveling, jajan dll. Bahkan ada yang dipecat segala karena korupsi uang kantor demi menyenangkan keluarganya.
Sedih bacanya 😦
Eeeh engingeenngg.. Tetiba ada satu orang yang DM gue begini. Intinya dia marah lah karena kisah-kisah BPJS yang gue tampilkan menurut dia gak balanced. Hanya menyerang tapi gak ngerti bahwa suami itu melakukannya demi menyenangkan keluarga. Baca di bawah ini ya: