Budget Pas-pasan Jiwa Sosialita 2

Sejujurnya, gue nulis ini udah dari beberapa hari lalu. Tapi gue ngerasa kudu tanya ke suami dulu, apakah dia keberatan cerita ini gue post? Sebab, untuk beberapa orang, kisah kegagalan dan kebodohan finansial itu adalah aib.

Respons suami:

“Oh gpp di-post. Siapa tau ada pelajaran dari kebodohan aku.”

Oke deh. Mari kita lanjutkan kisah tentang BPJS kemarin.

Di instagram kan gue sempet bahas tentang lifestyle ala budget pas-pasan jiwa sosialita (BPJS) ya. Di antara DM yang masuk, banyak yang mengeluhkan cara pasangannya dalam mencoba menyenangkan mereka. Soale, seringkali maksain gitu.

Ada yang sampe dikejar-kejar debt collector karena diam-diam ternyata suaminya ngutang kanan kiri untuk ngajak anak istri traveling, jajan dll. Bahkan ada yang dipecat segala karena korupsi uang kantor demi menyenangkan keluarganya.

Sedih bacanya 😦

Eeeh engingeenngg.. Tetiba ada satu orang yang DM gue begini. Intinya dia marah lah karena kisah-kisah BPJS yang gue tampilkan menurut dia gak balanced. Hanya menyerang tapi gak ngerti bahwa suami itu melakukannya demi menyenangkan keluarga. Baca di bawah ini ya:

Continue reading

Wisata Edukatif di Jakarta: Ikutan Jakarta Walking Tour (3)

Setelah ke Perpusnas dan Museum Tekstil, gue pun cari-cari alternatif wisata lain di Jakarta. Gue pernah baca tentang wisata Bhinneka ke tempat-tempat ibadah berbagai agama yang ada di Jakarta. Kebetulan gue emang minat sama sejarah dan pengetahuan ya, termasuk tentang agama.

Selain itu, gue juga pingin kasih liat ke Nadira bahwa di Indonesia, ada macem-macem agama dan rumah ibadahnya lho. Dengan datang, melihat, mengamati, dan mendengarkan penjelasan secara langsung, dia akan dapet lebih banyak kesan dan pengalaman daripada sekadar baca buku pelajaran sekolah.

Begitu gugel, gue dapet beberapa artikel tentang tur jalan kaki alias Jakarta walking tour yang diselenggarakan dua organisasi. Yang pertama adalah Jakarta Good Guide. Yang kedua adalah Wisata Kreatif Jakarta.

Perbedaan dari kedua organisasi ini, sepanjang pengamatan gue adalah:

Continue reading

Suamiku Kritikusku

Kemarin, di Instastory gue iseng posting soal roti Mama N1a dan segala kontroversinya. Trus ada yang kasih link tentang suami sang owner yang memuji roti jualan istrinya itu.

Pas dia bilang enak, baru deh aku pede kasih kasih ke teman-temannya dia. Jadi ini memang enak, enggak jual nama doang.

Selengkapnya bisa dibaca di sini ya.

Reply yang masuk buanyaaaakk banget. Rata-rata sih ngakak karena koq testimoni sang suami berbanding terbalik dengan review di medsos dan dunia nyata ya?

Bahkan seorang temen cerita bahwa kantornya pernah dikirimin paket roti tersebut. Biasanya bapak-bapak di kantornya pada rebutan kalo ada kiriman makanan apapun. Pas roti itu dateng, gak ada yang mau masa -_-

Nah, satu komen terbaeekkk dateng dari temen gue, Depoy yang gue jadiin narsum di postingan kue artis kemarin. Dia malah muji suami Mbak N1a karena begitu cintanya dan suportifnya akan bisnis sang istri. “Bok berarti 4rd1 tuh suami yang baik lho. Suami teladan yang tak mau mengecewakan istrinya. Buktinya, roti itu dibilang enak,” tulis Depoy disambung emoji ngakak panjaaangg.

Hmmm… Ada benernya juga sih. Dan ini bikin gue teringat sama sosok suami-suami di sekeliling gue.

Continue reading

Parents Know Best?

Ceritanya, keluarga gue punya sahabat keluarga yang bener-bener klik. Sang ibu akrab dengan gue. Sang bapak akrab dengan suami. Anak bungsunya bersahabat dengan Nadira. Bahkan kakek neneknya akrab dengan mertua dan keluarga besarnya.

Pandangan kami akan berbagai hal matching banget. Mulai dari hal-hal remeh temeh sampai urusan politik. Sifat dan tindak tanduk seluruh keluarganya pun cocok dengan keluarga kami.

Jujur, ini hal yang baru bagi gue dan suami. Sebelum-sebelumnya, biasanya gue yang bersahabat sama sang ibu, atau sebaliknya, suami yang bersahabat sama sang bapak. Jarang yang bisa klik semua-muanya kayak gini.

Gara-gara itu, gue jadi kepikir, bakal lucu banget nih kalo kami besanan. Kebetulan keluarga itu punya anak sulung cowok yang pintar dan sopan. Alhasil, kalo beneran jadi besan, keluarga gue dan keluarga mereka gak bakal ribet beradaptasi karena kenal baik banget. Pas gue cerita ke suami, dia ketawa-ketawa doang sambil bilang “Yaelah kamu, ada-ada aja mikirnya!”.

Continue reading

Demam Raisa Hamish

Dari kemarin, socmed udah rame dengan kabar lamaran Raisa dan Hamish. Banyak yang bilang hoax, banyak yang penasaran apakah itu benar-benar bakal terjadi atau gak. Salah satu yang penasaran, ya ofkors gue lah yaw 😀

Kenapa heboh amat sih urusan orang?

Begini ya sis. To be honest, Raisa dan Hamish itu bikin baper banget. Dua-duanya kece dan sukses. Raisa jadi pujaan hati cowok yang diidolakan cewek-cewek juga. Sedangkan Hamis pujaan hati cewek yang juga diidolakan (diam-diam) oleh para cowok.

Trus gaya pacaran mereka pun menyenangkan gitu lah keliatannya. Mereka gak kayak pasangan seleb lain yang hobi ngumbar kemesraan di sepanjang feed IG atau socmed lain *apalagi yang buat setting-an gosip utk naikin popularitas itu tuh. Helaawww!!*

Continue reading

Skripsi VS Mantan

Kemarin di twitter ada yg nulis gini. Akun @habibthink kalo gak salah:

Nama pasangan di lembar ucapan terima kasih skripsi sering kali berbeda dengan nama yang tercantum di buku nikah.

Bacanya gue langsung ngakak-ngakak gila. Soale, itu bener bangeett!!! 😆 😆

Tapi, sejujurnya, gue gak ngalamin sih soal beda nama di skripsi gue. Soale, gue kan dulu gak bikin skripsi. Di kampus gue dulu, diperbolehkan untuk ambil jurusan non skripsi. Jadi, di tahun terakhir kuliah, mahasiswa dipersilakan memilih, apakah mau bikin skripsi, atau gak.

Yang gak mau bikin skripsi kayak gue, harus ambil mata kuliah pengganti. Yang mana kalo diinget-inget, bebannya koq sama beratnya ya. Skripsi kan menyusun satu tugas makalah dan penelitian selama minimal satu semester. Sementara di mata kuliah pengganti, tiap minggu kudu presentasi dan bikin makalah penelitian juga. Lieur deh.

Continue reading

Saat Pria Belanja di Supermarket

Perempuan dan shopping itu biasanya jadi dua hal yang tak terpisahkan. Mau belanja baju, sepatu, atau kebutuhan sehari-hari, rata-rata perempuan jagoan lah. Bahkan, belanja sering jadi aktivitas pelepas stres, makanya ada istilah retail therapy.

Gak cuma belanja kosmetik atau perawatan, belanja bulanan di supermarket pun bisa jadi terapi yang mujarab di saat stress melanda. Pilah-pilih sayur, cari deterjen yang lagi diskon, atau nimbun stok minyak goreng yang lagi promo, bikin hati tenang deh.

*pengalaman pribadi banget, sis? *

Trus gimana untuk para lelaki? Nah, belanja dan lelaki itu bukan sesuatu yang klop. Emang, ada juga cowok yang doyan shopping. Tapi kalo dari pengalaman dan pengamatan gue, rata-rata kalo doyan belanja, kaum lelaki ini spesifik banget. Misalnya, cuma doyan belanja veleg mobil aja (suami gue banget), belanja sneakers aja, belanja kebutuhan olahraga aja, gitu-gitu deh, Beda sama perempuan yang hobi belanja di berbagai lini.

Continue reading

Cuti = Nguprek di Dapur

Ceritanya, seminggu kemarin gue cuti Lebaran yang tertunda. Sekalian Nadira minggu pertama back to school gitu. Gue pun bertransformasi dari ibu-ibu ke kantor naik motor matic jadi ibu-ibu anter jemput anak naik motor matic.

*tapi gak nyetir pelan-pelan di tengah jalan koq. Tenang aje 😎*

Trus selama cuti ngapain aja selain anter jemput anak sekolah? Itu pertanyaan suami banget deh, secara dia tau gue ini orangnya bosenan di rumah hihihi..

Awalnya sih gue punya rencana ambisieus untuk nge-gym tiap hari supaya bodi kayak Agmon. Rencananya, abis anter jemput Nadira sekolah, tiap sore gue bakal titip dia ke rumah ipar dan mertua trus cuss nge-gym sampe malem. Sekalian hajar sisa-sisa lemak Lebaran yekaann..

Continue reading

Review Ala-ala: Ricki and the Flash

Beberapa waktu lalu, gue dapet undangan untuk meliput wisata naik kapal pesiar (will write about it soon). Di kapal pesiar, salah satu yang bisa dinikmati adalah nonton berbagai jenis film di TV di kamar. Film-filmnya pun keren-keren, jadi bikin betah di kamar deh.

Salah satu yang bikin gue tertarik adalah film berjudul Ricki and the Flash. Kenapa tertarik? Pertama, yang main Meryl Streep, the woman who is dubbed by media as the best actress of her generation. Jadi penasaran deh, pengen liat aktingnya Tante Meryl di sini kayak gimana.

Trus pas baca sinopsis dan nonton trailernya, wah koq kayaknya kisah film ini cuco’ banget sama gue sebagai seorang ibu. Bisa related banget lah. Yawdah cus langsung gue tonton.

Continue reading

My (Not) Instagram Husband

Tiap buka instagram, kadang gue suka heran sama foto orang-orang yang hasilnya keceee banget. Pajang foto Outfit of the Day alias OOTD dengan gaya bak supermodel. Pajang foto aktivitas sehari-hari yang keliatan natural banget. Pajang foto olahraga yang keren banget. Dan seterusnya, dan seterusnya.

Sampe kemudian, gue ngobrol sama seorang temen. Foto-foto di instagramnya cakep-cakep banget. Dia bilang, semua itu karena suaminya jago dan mau motretin.

Gak berapa lama, muncullah istilah Instagram Husband. Ternyata temen gue gak sendirian. Di seluruh dunia, ada jutaan suami yang diberdayakan istri sendiri untuk motretin mereka, sebelum diaplot di Instagram.

Bahkan, sampe ada akunnya sendiri di sini. Tapi yang paling epic mah video pendeknya yang diaplot di Youtube. Hillarious abis!

Sayangnya, suami gue rada kurang bisa join gank Instagram Husband. Selama ini, gue lebih sering minta difotoin ART atau bahkan Nadira untuk OOTD dll. Kenapa?

Continue reading