Q&A Stunting dan MPASI bersama dr Meta (part 2)

Udah baca posting-an pertama? Nah sekarang kita lanjut ya ke bagian berikutnya ya.

Kali ini, gue bertanya tentang MPASI Rumahan VS MPASI pabrikan (instant/kemasan). Plus gue minta saran ke Mbakdok Meta tentang apa sih yang harus dilakukan sebagai seorang ortu? Kudu dengerin yang mana nih, gank DSA, WHO, dan IDAI atau gank buibuk kekinian?

Silakan simak di bawah ini!

Continue reading

Q&A Stunting dan MPASI bersama dr Meta (part 1)

Beberapa hari lalu, gue ikut FGD (focus group discussion) tentang stunting. Yang jadi narasumber adalah pihak-pihak dari lintas sektoral mulai dari Kementerian Kesehatan, Bappenas, BKKBN, Kementerian Desa sampai pakar kebijakan publik. Soale, stunting ini emang lagi jadi fokus pemerintah banget.

Kenapa?

Stunting bisa bikin masa depan bangsa suram bener. Sebab, anak stunting gak hanya pendek tubuhnya, tapi rendah IQ-nya dan berpotensi terkena aneka penyakit karena organ tubuh yang kurang berkembang.

Yang bikin lebih sedih, stunting itu ternyata bukan hanya diderita oleh orang dari ekonomi bawah. Sekitar 29% anak dari golongan kaya juga kena stunting lho. Menurut dr Damayanti yang menjadi salah satu pembicara, anak-anak dari keluarga mampu ini biasanya kena stunting karena ASI dan MPASI yang tidak adekuat alias cukup. Sebab, 80% anak itu lahirnya normal koq.

Pas dijabarin MPASI yang kayak gimana yang bagus dan cukup gizinya, gue berasa ditamparin bolak-balik sama Khabib Nurmagomedov deh 😥

Continue reading

Kumpulan Resep MPASI-nya Nadira

Sesuai janjiku kepada Neng Nisha, berikut gue kumpulin MPASI-nya Nadira yaaa.. Maap kalo rada gak jelas takarannya. Baru belajar masak namanya juga jeuung..

6m+

Bubur Susu
Bahan:

100 ml air matang
1/2 sdm tepung beras merah/beras cokelat/beras putih/kacang hijau
20 ml ASI
Cara membuat:
-Letakkan air dalam sebuah wadah
-Masukkan tepung beras sambil terus diduk-aduk hingga tercampur rata
-Masukkan ke dalam panci dan jerang di atas api kecil
-Terus aduk-aduk larutan tepung agar tidak bergerindil
-Setelah kental dan mendidih, angkat
-Diamkan hingga suhu bubur hangat.
-Campurkan dengan ASI
Note:
-Gunakan air matang. Air mineral harus dididihkan terlebih dulu.
-Tambahkan ASI jika konsistensi bubur terlalu kental. Kurangi volume ASI untuk menambah kekentalan bubur, sesuai perkembangan usia bayi.

Puree Buah/Sayur (kecuali pisang, alpukat, pepaya)
Bahan:

Buah/sayur, cuci bersih, potong-potong
Cara membuat:

-Panaskan dandang hingga berasap
-Masukkan buah/sayur, kukus hingga empuk
-Haluskan dengan blender/parutan keju/ditumbuk
-Setelah tidak panas lagi, bekukan dalam kotak batu es/ice cube

7m+

Kaldu ayam
Bahan:
Tulang ayam (biasanya aku beli 1 ekor ayam kampung, trus dipisahin deh daging dan tulangnya. Kepala, tulang dan ceker utk kaldu) atau ceker ayam 8 buah
800 ml Air
1 batang Wortel utuh
1 buah kentang, kupas
Cara membuat:
-Masukkan air, tulang/ceker ayam, wortel dan kentang ke dalam panci. Rebus hingga air berkurang 1/3 nya.
-Saring. Diamkan hingga dingin, bekukan dalam ice cube/cetakan batu es.
Note:
-Kalo pake ceker, +/- 15 menit setelah direbus, keluarkan ceker lalu keprak pake ulekan + cobek. Kemudian masukkan lagi ceker yg sudah dikeprak ke dalam rebusan kaldu.
-Bisa juga ditambah seledri dan daun bawang utuh. Diikat aja jadi satu. Nah, aku pernah nyoba, tapi Nadira emoh. Akhirnya nggak pake daun2an deh. Emaknya juga nggak demen sih 😀

Bubur Saring
Bahan:
1-3 sdm Nasi matang

Air matang/kaldu

Sayuran (lebih baik dijadiin puree aja)

Tahu sutra/ tempe/chicken gravy/beer gravy (8m+)

Cara membuat:

-Masukkan semua bahan ke dalam panci

-Masak dengan api keciill, aduk-aduk sesekali

-Setelah matang, saring deh pake saringan kawat

Note:

-Kalo pake puree sayur, puree sayur dimasukkan di akhir proses memasak ya.

-Kalo pake gravy, gue biasa memasukkannya di pertengahan masak. Toh udah mateng ini.


Smoothie Tahu Sutra
Bahan:
Tahu sutra (aku pake merk Sakura, plain without salt, etc)
Melon (prefer cantaloupe, wangi!) atau buah-buahan lain yang bercita rasa manis
Cara membuat:
-Kukus tahu 5-10 menit
-Potong-potong buah
-Blender tahu dan buah
-Sajikan. Dingin lbh nikmat 🙂

Yoghurt buah

Bahan:

1-2 sdm yoghurt plain (merk Yummy atau Premium)

1-2 sdm Puree buah (untuk awal, pilih yang manis)

Cara membuat:

-Campur yoghurt dan buah.

-Sajikan dingin.

Agar-agar buah

Bahan:

1 sdt agar-agar plain

100 ml air matang

Puree buah

Cara membuat:

-Masak agar-agar bubuk dengan air hingga matang

-Hilangkan uapnya, kemudian masukkan puree buah. Biarkan mengeras.

-Saat mau disajikan, serut dengan parutan keju. Siram dengan air jeruk baby atau jus buah atau yoghurt plain. Dingi
n lebih nikmat.

Chicken/Beef/Liver in Gravy

Bahan

1 sdt minyak zaitun extra light

1 siung bawang putih, cincang

250 gr daging ayam/daging sapi cincang/hati ayam/hati sapi

250 ml air

1 btg daun bawang, iris halus

1 btg seledri utuh

50 gr wortel, potong-potong

1 sdm tepung maizena, larutkan dengan sedikit air

Cara membuat:

– Tumis bawang putih dengan minyak zaitun hingga harum. Masukkan daging ayam/sapi/hati, masak hingga daging/hati berubah warna.

– Masukkan bahan-bahan lain kecuali maizena, masak selama 15 menit dgn api kecil hingga matang.

– Masukkan larutan maizena, aduk hingga kental, angkat dan dinginkan.

– Haluskan dengan blender atau food processor. Kemudian bekukan jika perlu

Note:

– Waktu pertama gue bikin resep ini (plek-plek ngikutin resepnya), Nadira gak doyan! Setelah diselidiki, kayaknya karena resep ini pake bumbu-bumbu yang bau dan rasanya kuat kayak garlic, daun bawang dan seledri, gitu. Jadi, kalo yang pengen kasih anaknya resep ini, mungkin coba dulu tanpa bumbu-bumbu itu kali ye. Nanti kalo anaklo udah terbiasa dengan bumbu-bumbu kayak bawang putih, daun bawang, seledri, mungkin baru bisa dicoba resep ini secara utuh. Tapi kalo lo cukup pede anaklo gak bermasalah dengan bumbu-bumbu, ya sok atuh dipakein ke dalam resep ini.

– Kalo gue nih, biasanya gemar menambahkan wortel lebih banyak dr yg ditulis dalam resep. Alasannya? Supaya kadar sayurnya lebih banyak, hehehe..

– Untuk anak yg belum bisa makan yg kasar-kasar, chicken gravy ini lbh baik diblender setengah halus aja. Tapi kalo udah bisa mengunyah, ya gak usah diblender. Oh ya, kalo gue sih, wortelnya gue parut setelah masakan mateng. Jadi, kalo gak diblender pun, asal anaknya udah bisa makan ayam cincang, ya gpp.

8m+

Bubur polos

Bahan:

1-2 sdm nasi

Kaldu/air

1 lembar Daun salam

Cara membuat:

-Rebus semua bahan. Aduk sesekali.

-Angkat, sajikan dengan sop sayuran

Sop sayuran

Bahan:

Sayuran diparut atau dijadikan puree

Daging ayam/sapi cincang, atau sudah jadi gravy atau tempe/tahu

Air/kaldu

Bawang Bombay sejumput, dicincang

½ sdm Unsalted butter

Keju parut sedikit

Cara membuat:

-Tumis bawang Bombay dengan unsalted butter hingga harum

-Masukkan daging ayam/sapi cincang, aduk hingga berubah warna

-Masukkan air/kaldu, lalu masukkan sayuran

-Masak hingga sayuran empuk. Masukkan keju se
saar sebelum diangkat. Sajikan bersama bubur polos atau kentang tumbuk

Note:

-Jika menggunakan puree sayuran, masukkan puree pada saat sop hampir matang.

-Jika menggunakan gravy atau tahu sutra, masukkan setelah air/kaldu dimasukkan ke dalam panci.

-Bisa juga daging/tempe/tahu diganti kuning telor. Kuning telor ini dimasukkan 5 menit sebelum sop diangkat. Aduk-aduk aja, jadinya kayak sop berserabut gitu.

Klepon kabocha/ubi keju

Bahan:

Ubi/kabocha

Keju parut

Cara membuat:

-Kukus ubi/kabocha, kupas, kemudian tumbuk hingga halus

-Bentuk bulat-bulat, lalu gulingkan di atas keju parut

-Sajikan sebagai cemilan atau sarapan anak.

Sop makaroni

Bahan:

1-2 sdm makaroni, rebus hingga matang benar, tiriskan

sayur

Air/Kaldu

Sayuran

Daging ayam/sapi/tempe/tahu/kuning telor

Keju parut

Bawang Bombay

Unsalted butter

Cara membuat:

-Tumis bawang Bombay dengan unsalted butter hingga harum.

-Masukkan daging sapi/ayam/tempe

-Masukkan air/kaldu dan sayuran, aduk-aduk hingga sayuran matang

-Masukkan makaroni.

-Angkat, sajikan dengan taburan keju parut.

Biskuit keju

Resepnya ada di sini

9m+

Schotel Kentang

Bahan:

1 buah kentang ukuran besar, kukus, kupas, haluskan

2 sdm ayam/sapi giling atau ikan cincang

2 sdm sayuran cincang/parut

1 sdm bawang Bombay cincang

unsalted butter

keju parut

1 buah kuning telor

3 sdm air/kaldu (untuk 12m+ bisa pake susu UHT)

Cara membuat:

-Tumis bawang Bombay dengan unsalted butter hingga harum

-Masukkan daging hingga berubah warna

-Masukkan sayuran cincang, aduk-aduk.

-Masukkan air/kaldu, aduk-aduk hingga sayuran empuk

-Campurkan tumisan sayur dengan kentang tumbuk, kuning telor dan keju

-Masukkan ke dalam mangkok alumunium foil kecil-kecil

-Kukus/panggang hingga matang (15-20 menit)

Note:

-Kentang bisa diganti dengan nasi atau singkong.

-Gue pernah iseng masukin tempe atau tahu buat tambahan protein ke dlm schotel. Enak-enak aja tuh.

Schotel Ubi

Bahan:

2-3 buah ubi Jepang (or Ubi biasa jg gpp, ukuran gede ya). Kukus, kupas, haluskan

1 kotak unsalted butter, lelehkan

1 kuning telor ayam kampung

keju parut

Kismis, rendam dulu dalam air panas hingga mekar. Kemudian cincang

1 sdm air

Cara membuat:

-Campur semua bahan.

-Masukkan ke dalam mangkuk alumunium foil.

-Kukus/panggang hingga matang.

Note:

Ubi bisa diganti dgn kabocha, labu parang atau singkong

Puding roti

Bahan:

2-3 lembar roti tawar

1 kotak unsalted butter, lelehkan

1 kuning telor ayam kampung

1 buah pisang ambon/raja potong-potong kecil

Keju parut

Air secukupnya (untuk 12m+ bisa pake susu UHT)

Kayumanis bubuk

Cara membuat:

-Cabik-cabik roti, rendam dalam air/susu hingga lembut

-Masukkan kuning telor, pisang cincang, butter leleh, aduk-aduk

-Masukkan dalam alumunium foil. Kukus/panggang hingga matang

Note:

-Pisang boleh diganti dgn apel atau buah-buahan lain

Nasi Tim

Bahan:

3-4 sdm nasi

Air/kaldu

2 sdm daging cincang/ikan/tempe/tahu

3 sdm sayuran cincang

unsalted butter

bawang Bombay/putih/merah, cincang

keju parut

Cara membuat:

-Tumis bawang dengan unsalted butter hingga harum

-Masukkan daging aduk hingga berubah warna

-Masukkan air/kaldu, aduk-aduk

-Masukkan sayuran, aduk-aduk

-Masukkan nasi. Aduk sesekali.

-Setelah agak sat, masukkan keju parut.

-Sajikan.

Note:

Bisa juga sih masaknya dengan dikukus/ditim. Lama bok, gak sabaran ikk 😀

Roti gulung pisang keju

Bahan:

1 lembar roti tawar

pisang cincang

keju parut

butter dikit

Cara membuat:

-Tipiskan roti dengan rolling pin (gue sih pake gelas panjang aja hehe)

-Olesi dengan butter

-Susun pisang cincang dan keju

-Gulung sambil dipadatkan.

-Potong-potong. Lumayan buat cemilan bocah 😀

Salmon Fish Pie

Bahan:

2 buah kentang besar, kukus, kupas, haluskan

2 sdm yoghurt plain

Fillet ikan salmon dicincang dan direndam dengan air jeruk lemon/nipis

Sayuran (kemarin gue pake brokoli dan jagung)

Unsalted butter

Bawang bombay dan bawang putih, cincang

Keju

Air/kaldu

Cara membuat:

-Campur kentang tumbuk dengan yoghurt, sisihkan.

-Tumis bawang dengan unsalted butter hingga harum.

-Masukkan sayur, aduk hingga agak layu

-Masukkan air/kaldu. Masukkan salmon. Masak hingga matang

-Dalam mangkuk alumunium foil/pinggan tahan panas, susun tumisan sayur dan salmon, keju parut, kentang tumbuk, taburi dengan keju parut.

-Kukus/panggang hingga matang (+/-15 menit).

Pancake Saus Spaghetti (contek dr sini )

*Pancake

Bahan:

1 kuning telor ayam kampung

2 sdm tepung terigu serbaguna

100 ml air (utk 12m+ pake susu UHT)

Unsalted butter

Cara membuat:

-Campur semua bahan jadi satu.

-Goreng dengan unsalted butter. Jika sisi satu matang, balik ke sisi satunya lagi. Angkat. Sajikan dengan saus spaghetti.

*Saus Spaghetti

Bahan:

1 buah tomat, rendam dgn air panas, kupas kulit dan buang bijinya, haluskan

2 sdm daging cincang

Bawang putih dan bawang bombay, cincang

Unsalted butter

Cara membuat:

-Tumis bawang dengan unsalted butter hingga harum

-Masukkan daging, aduk hingga berubah warna

-Masukkan tomat halus, masak hingga matang

Bisa disajikan dengan Pancake, makaroni rebus, atau nasi tim jg enak.

Note:

-Kayaknya sih adonan pancakenya akan lebih lembut kalo dikasih butter leleh. Trus enak juga kalo dikasih pisang cincang dan/atau kismis. Terus dimakannya dgn ditaburi keju parut or ice cream. Yum!

-Saus spaghetti bisa ditambahi dgn sayuran. Kemarin gue masukin terong cincang buat Nadira hehehe..

Kroket Salmon

Bahan:

1 buah kentang kukus, kupas haluskan

Fillet ikan salmon, cincang dan rendam dalam air jeruk lemon

Sayuran dicincang

Keju parut

Air/kaldu

30 ml Susu UHT+2 sdm tepung terigu

Tepung panir/breadcrumbs

1 putih telur (kuning telur jg gpp utk di bawah 12m+)

Butter untuk menumis dan menggoreng

Bawang bombay, putih dan merah secukupnya, cincang halus

Pala bubuk *kalo ada*

Cara membuat:

-Tumis bawang dengan unsalted butter hingga harum

-Masukkan sayuran, aduk sebentar kemudian masukkan kaldu/air

-Setelah agak empuk, masukkan salmon. Diamkan hingga matang

-Masukkan bubuk pala, aduk-aduk, lalu masukkan larutan terigu+UHT, aduk-aduk hingga kental

-Campurkan adonan kentang, adonan salmon dan keju parut. Bentuk sesuai selera. Masukkan ke freezer selama 15 menit.

-Keluarkan dr freezer, celupkan dalam kocokan telur, lalu gulingkan di atas tepung panir. Kalo aku, supaya gak hancur, proses ini dilakukan 2x.

-Goreng deh hingga berwarna emas kecokelatan.

Note:

-Salmon bisa diganti daging atau ikan lain.

Review MPASI 10 Bulannya Nadira

Gak kerasa, tanggal 20 Desember kemarin, my baby girl turned 11-month-old. So, it’s time for me to write a review on what she has consumed on the past 10 months of her life.

Di usia 10 bulan, Alhamdulillah nafsu makannya Nadira lumayan oke banget. Dalam sehari, dia makan besar 3 kali, dan cemilan buah/kue buatan emaknya 2-3x. Malah kadang-kadang lebih dari itu. No wonder, konsumsi ASI-nya selama gue kerja pun jadi gak begitu banyak. Baru pas gue pulang kerja or selama gue ada di rumah, kerjanya neneeen mulu. Lumayan lah, secara stok ASI perah gue udah kayak sinetron Cinta Fitri gini, alias kejar tayang merah hari ini buat minum besok gitu

Seperti biasa, gue juga mulai kenalin Nadira dengan beberapa jenis makanan baru. Untuk karbohidrat, gue kenalin dia dengan singkong. Singkong itu gue kukus dan ditumbuk bareng ubi kukus. Kemudian dijadiin schotel bareng kismis, telor, butter dan keju. So far, so good. Nadira suka, dan tidak ada reaksi alergi.

Untuk sayuran, gue kenalin Nadira sama kacang panjang, jamur merang, dan secara official, jagung. Jagung ini pas 9 bulan pernah dikasih secara tak sengaja sm emak gue. Eh, baru di usia 10 bulan, gue keingetan untuk kasih Nadira makanan berbahan dasar jagung. Hehehe.. Maklum emak-emak pelupa

Untuk buah, nggak ada yang baru sih ya. Paling varietas baru dari jeruk dan pisang aja. Sebelumnya, Nadira pernah nyobain jeruk baby dan pisang ambon Sukabumi + Cavendish. Jeruk baby dia kurang suka karena agak pahit, tapi pisang ambon dia suka bener. Nah kemarin ini, gue cobain kasih jeruk Medan, jeruk Ponkam dan pisang raja. Hasilnya? Semuanya dia doyaaann!

Yang rada variatif mungkin dari proteinnya ya. Di bulan kesepuluh ini, gue coba kasih Nadira udang, ikan teri dan ikan tuna. Beberapa ibu sih memilih untuk menunda pemberian seafood untuk baby-nya karena takut alergi. Karena gak ada riwayat alergi seafood dalam sejarah keluarga gue dan laki gue, ya gue mulai cobain aja udang dan ikan laut ke Nadira di usia 10 bulan. Wah, dia doyan banget! Mulutnya mangap dengan sukses. Seneng deh nyuapinnya meski rada-rada amis, hehehe..

Oh iya, karena gue mulai lumayan sering praktek bikin kue, alhasil Nadira pun 1-2 kali kebagian jatah kue bikinan gue. Bukan kue yang macemnya bolu-bolu gitu sih. Tapi kue soes bagian kulitnya doang yg gurih itu, tanpa vla. Trus saat pulang dari cooking class Kaastengels, gue kasih dah tuh bocah Kaastengels Almond yang bahan-bahannya (menurut gue nih) paling nggak macem-macem. Duileh, mulutnya kayak gak mau nutup. Mangaaapp aja. Seneng deh!

Emang sih, memberi Nadira kulit Kue Soes dan Kaastengels berarti melanggar prinsip jangan beri gula dan garam kepada anak sebelum ia berumur 1 tahun. Soalnya, meski cuma sedikit, di Kue Soes dan Kaastengels yang gue bikin itu, terdapat gula dan garam. Yah, gpp kali ya bandel-bandel dikit. Wong cuma sekali doang *minta dukungan :-p* Lagi pula, gue berani kasih Nadira kedua kue itu karena dua-duanya bikinan sendiri. Jadi gue tau persis, bahan-bahan apa aja yang gue masukin ke dalam adonannya. Yang pasti, gak neko-neko, berkualitas dan tanpa MSG! *kesannya promosi kue bikinan ndiri yak? hihihi..*

Tapi ada yang bikin gue rada sebel nih. Jika bulan lalu gue rajin banget bikin nasi tim dan sayur/lauk terpisah, bulan ini gue malah mundur satu langkah. Gue jadinya bikin nasi tim campur melulu. Bahkan, cukup sering juga, nasi tim dibikinin nyokap gue, trus gue ambil dan bawa pulang ke rumah mertua untuk Nadira. Alasannya? Ada internal problem yang bikin gue males nguprek di dapur di rumah mertua. Daripada ribet dan bikin bete, mending gue masak yang praktis-praktis aja. Itupun seringkali gue masaknya tengah malem, when everybody was sleeping. Gue baru bisa enjoy masak memasak kalo di dapur rumah emak gue sendiri dah.

Tiga hari menjelang usia 11 bulan, Nadira kena GTM lho, alias gerakan tutup mulut alias mogok makan. Hiks, sedih banget deh. Secara ini bocah kan jarang bermasalah sama makanan, lahap melulu. Yang ada gue jadi bingung. Dibikinin nasi tim, ogah. Oatmeal, ogah juga. Dikasih cornflake Kellogs, cuma mau dikit. Dia cuma lahap makan roti, pisang dan pepaya aja. Itupun nggak full portion gitu.

Untunglah, pas GTM hari kedua, gue pas di rumah emak. Gue bikinin aja Nadira schotel kentang pake ayam, telor, buncis dan keju, plus schotel ubi pake keju. Sambil deg-degan, gue minta tolong nyokap untuk nyuapin Nadira. Alhamdulillah, mau makan juga anakku. Tapi jadinya gitu. Sampe sekarang, dia cuma mau makan schotel-schotelan dan puding roti. Nasi dilepeh euy. Sedih

Review MPASI 9 Bulan Nadira

Wah, nggak kerasa ya Nadira udah ulbul yang kesepuluh. Berarti, it’s time for me to write a review about what she has been consumed at her nine months of age.

Semakin besar, menu makan Nadira pun semakin bervariasi. Gue juga jadi berasa, kalo masak makanannya Nadira nih, kayaknya nggak enak gitu kalo gak pake tumisan bawang putih/merah/Bombay dulu. Secara makanannya nggak pake gula dan garam, paling mentok pake keju doang. Jadi boleh lah ya ditambahin tumisan bawang supaya ada bumbu-bumbuannya. Begitu juga kalo masak bubur/nasi tim. Pasti gue masukin daun salam bangsa 1-2 lembar. Lumayan lah buat wangi-wangian. Tapi gue masih rada parno mau kasih daun seledri dan daun bawang. Soalnya, dulu pas pertama bikin chicken gravy dan kaldu ayam, gue pake dua daun bumbu itu, eh dia nggak doyan. Lagi pula, karena gue juga nggak suka seledri dan daun bawang, jadinya males aja masak pake daun-daunan itu, hehehe..

Di umur 9 bulan ini, gue mulai coba kasih Nadira ikan. Untuk meminimalisir dampak alergi, gue coba kasih ikan air tawar dulu. Yang gue pilih adalah ikan gurame dengan pertimbangan, tukang masak depan rumah bisa dititipin beli sekaligus bikin filletnya *pemalas.com* Maklum, seumur-umur belum pernah gue motong-motong ikan euy Fillet daging ikan gue bekukan di freezer. Tiap mau masak, baru dipotong seperlunya dan dicincang. Sisanya masuk ke freezer lagi. Sementara tulang dan kulitnya gue rebus bareng bawang putih utk jadi kaldu ikan. Alhamdulillah, Nadira doyan-doyan aja sih sama ikan gurame. Dia juga nggak alergi sama ikan ini.

Ikannya gue masak sop kayak biasa aja. Caranya, bawang ditumis pake minyak zaitun/unsalted butter sampe wangi, trus masukkan daging ikan cincang dan sayur-sayuran. Kemudian masukkan kaldu ikan dan rebus sampe semua matang. Buat asin-asinan, biasanya gue kasih keju parut deh. Ikan nggak gue bikin gravy kayak daging sapi atau ayam karena daging ikan sangat lembut. Dimasak bentar pun langsung mateng. Kaldunya selain buat sop, juga gue pake buat bikin bubur atau nasi tim. Jadinya kan gurih-gurih gimana gitu lho.

Selain gurame, Nadira juga udah nyobain ikan kembung. Biasa, ini kerjaan Eninnya (nyokap gue) pas gue dan Nadira nginep. Tiap gue nginep di tempat nyokap, nyokap pasti sengaja bikinin nasi tim banyakan karena dia tahu, tiap keponakan gue, Langit, makan, pasti Nadira ngiler. Bener deh. Bocah-bocah itupun makan nasi tim ikan kembung sayuran dengan lahap dan Alhamdulillah Nadira doyan plus gak alergi.

Untuk sayur, di bulan kesembilan ini gue kenalin Nadira sama pokcoy, caisim dan tomat. To be honest, tiga-tiganya sayuran yang nggak gue doyan bok. Makanya, supaya Nadira doyan segala jenis sayur, dari kecil gue jejalin deh tuh anak sama macem-macem sayuran. Mulai yang standar sampe yang rada ajaib. Mudah-mudahan Nadira nggak kayak emaknya yang cuma doyan sayuran itu-itu aja. *emak yang curang :*

Gue juga mulai coba kasih Nadira kismis. Karena giginya baru tumbuh menjelang umur 10 bulan, otomatis gue nggak tega kasih dia kismis bulet-bulet begitu. Salah-salah keselek lagi tuh bocah. Jadinya, kismis gue cincang dulu. Trus biasanya gue campuran ke oatmeal sarapannya, dipadukan dengan pisang atau apel. Atau, gue masukin juga ke adonan ubi jepang kukus tumbuk yang di-mix pake unsalted butter, keju, kuning telor dan sedikit susu uht. Dikukus bentar, jadi deh schotel ubi. Enak deh, bapaknya pun doyan banget

Apa lagi ya? Yang pasti, selama umur sembilan bulan kemarin, nafsu makan Nadira lumayan oke, meski kadang-kadang on off gitu. Bisa nih, sarapan, lunch dan cemilan buanyaak banget. Tapi begitu dinner, cuma sedikit. Trus, karena makin jago merangkak dan udah mulai minta ditetah, alhasil nyuapin makannya pun bisa setengah mati deh. Maklum, high chair cuma sukses dipake kalo gue ada di rumah aja. Kalo nggak, ya pasti dia digendong deh sama yang ngasuh. Rempong bener deh!

Oh ya, sampai ulbul kesepuluh tanggal 20 November kemarin (dan sampai hari ini), Alhamdulillah Nadira masih full ASI tanpa sufor. Padahal ya, gue yang udah empot-empotan banget, karena produksi ASI gue udah mulai seret dan menipis. Nyaris aja gue memutuskan untuk menambah mimiknya Nadira dengan sufor supaya dia nggak kekurangan susu. Tapi ya, Alhamdulillah anaknya pengertian. Kalo gue cuma dapet perahan 200 ml, dia kayak ngerti gitu. Minum susunya sesuai dengan jatah yang ada, tapi makannya buanyaak banget. Nah pas gue pulang kerja, baru deh dia nomplok dan nenen nyaris tanpa henti, mungkin sebagai kompensasi siang tadi kali ye.

Ayo Nak, tinggal dua bulan lagi nih kamu jadi sarjana S2 ASI. Mudah-mudahan kamu nggak bosan mimik ASI. Mudah-mudahan Ibu nggak bosan dan nggak capek merah ASI. Mudah-mudahan kita berdua bisa menjalaninya bersama ya..

Review MPASI 8 Bulannya Nadira

Kemarin, Nadira ulbul yang kesembilan. Barengan sm pelantikan SBY jadi Presiden lho. Gak nyambung ya? Hehehe.. Biarin ah. Secara nenek-neneknya Nadira fans berat SBY gitu lowh 😀

Anyway, di sini gue kembali mau bikin review makanan apa aja yang dicobain Nadira selama dia berusia 8 bulan kemarin. Pertama-tama, Alhamdulillah banget ternyata tuh bocah doyan protein hewani kayak ayam dan sapi. Dulu kan pas gue bikinin kaldu ayam dan chicken gravy pas dia 7 bulan, dia gak doyan. Untung ternyata penyebabnya adalah bumbu-bumbuan kayak daun bawang, seledri yg gue masukkan ke kaldu. Jadi bukan ayamnya itu sendiri.

Untuk sapi, gue baru kasih ke Nadira pas dia umur 8,5 bulan. Bukan karena kenapa-kenapa, tapi karena males belinya hehehe.. Untung, Eninnya Nadira (nyokap gue) mau dititipin beli iga sapi di pasar Kramat Jati. Iga itu kemudian gue rebus bareng air dan wortel dengan api kueciiill sampe airnya berkurang. Kaldunya buat Nadira, iga rebusnya trus gue iseng jadiin sop iga deh buat emak bapaknya Nadira *gakmaurugi.com :-p* Untuk dagingnya, gue beli aja daging giling di Giant. Trus gue masak jadiin beef gravy dgn resep yg sama dgn chicken gravy. Seperti biasa, gue palak dikit beef gravy-nya untuk dijadiin isian lumpia. Eh, belum dimasukin ke kulit lumpia, isinya udah abis diembat bapaknya Nadira. Huh, gagal deh berkreasi!

Maap OOT-nya kepanjangan :-p Di usia 8 bulan, menurut wholesomebabyfood, Nadira udah boleh dikasih sayur-sayuran yang mengandung nitrat tinggi kayak brokoli, bayam, buncis dan wortel. Kalo wortel sih udah gue kasih sejak 7,5 bulan. Tapi brokoli, bayam dan buncis baru gue kasih di usianya yang kedelapan ini. Alhamdulillah, dia doyan banget lho sayur-sayuran ini. Padahal, khusus brokoli, emaknya aja kagak doyan. Dan tiap masak brokoli utk Nadira, biasanya gue sambil nutup hidung karena gak kuat cium baunya. Hehehe.. jangan ditiru ya adik-adik..

Selain tiga sayuran itu, gue juga coba kasih ke Nadira sayuran lain seperti kangkung, kacang merah, dan kembang kol. Untuk buah-buahan, gue cobain jambu biji dan kiwi gold. Haduh, itu kiwi gold mihil emet ye. Sekilonya aja 100 ribu lebih. Karena lagi bokek, gue beli 2 biji doang and it cost me 24 ribu bok. Demi anak-demi anaakkk..

Trus gue juga mulai mengenalkan Nadira pada telor ayam kampung, tapi kuningnya doang. Soalnya nih ibu-ibu, menurut primbon yang saya baca, putih telor itu mengandung allergen yang sangat tinggi. Jadi telor ayam utuh sebaiknya baru diberikan kepada anak setelah ia berusia 1 tahun. Untuk sumber karbohidrat, Nadira juga mulai kenalan sama roti tawar dan makaroni. Roti tawar sebaiknya sih pake yang roti gandum ya. Tapi kemarin karena gak ada dan dia udah nepsong banget ngeliat sepupunya, si Langit, lagi ngunyah roti, ya gue kasih aja roti tawar made in abang-abang tukang roti yang lewat. Makaroni gue pilih yang biasa, tapi direbus sampai empuk benar. Abis itu gue penyet-penyet deh.

Di usia 8 bulan ini, gue mulai memberikan Nadira makanan yang terpisah, gak dicampur lagi. Artinya, karbohidrat, protein dan serat tidak lagi disatukan dalam hidangan sepinggan seperti nasi tim saring. Gue bikinin aja bubur polos (nasi/beras + kaldu + daun salam) atau makaroni atau bubur oatmeal, yang dimakan bareng dengan sayur campur (tumisan bawang Bombay/putih/merah + sayur + kaldu + daging + keju) sebagai lauknya. Dengan gini, kalo Nadira gak suka sayurnya, kan gue tinggal bikin sayur baru. Buburnya masih bisa diselamatkan, hehehe.. *tertawa licik ibu-ibu pemalas* Lagian kan, dalam rangka mengenalkan dia pada konsep table food ala orang dewasa, ya gue pikir, makanannya harus dibikin sok dewasa gitu dengan dipisah-pisah. Paling sesekali masih suka gue campur sih. Tapi bukan nasi tim saring lagi, melainkan makanan kayak sop makaroni, schotel kentang, dll.

Oh ya, meski sempet gak doyan dengan bumbu-bumbuan, di usia 8 bulan ini, Nadira gue ‘paksa’ kenalan dengan bumbu-bumbuan yang lain kayak bawang Bombay, bawang putih, bawang merah dan daun salam. Lumayan lah buat nambah-nambah rasa dan aroma supaya gak hambar-hambar banget gitu. Untuk asin-asin, gue tetep pakein keju. Jadi so far, Nadira’s food is still sugar and salt free. Dan Alhamdulillah, napsu makannya dia malah nambah karena sehari dia bisa makan 5x, dalam porsi yang lumayan gede. Berarti dia doyan masakan emaknya dong? 😉

Gue juga mulai kenalin lemak dalam bentuk unsalted butter dan minyak zaitun extra light. Keduanya gue gunakan untuk menumis dan membuat biskuit cemilannya. Bikin biskuit? Iya, gue bikin biskuit sendiri lhoooo… Hahahaha.. *ketawa narsis* Modal nekat, cari resep paling gampang, eh ternyata jadi juga. Syukurlah, Nadira (plus emaknya, bapaknya, eninnya, tantenya, sepupunya, dll) doyan biskuit homemade ini.

Meski kesannya makanan Nadira terjaga banget, gue juga sempet ngajarin dia bandel-bandel dikit. Jadi, pas gue ke Sour Sally (SS) Sency abis Lebaran (thanks to Mbak Nuke ;-)), dia sampe mangap ngeliatin gue dan bapaknya makan. Gue trus mikir, Nadira kan udah makan yoghurt, jadi gak apa-apa kali ye gue kasih fro-yo. Walaahh.. Dia girang banget! Sampe fro-yo bapaknya, yang emang gak terlalu doyan dgn makanan non nasi, diembat habis sama bayi umur 8 bulan itu. Begitu juga pas gue, Nadira dan nyokap ke SS di Pejaten Village. Gue emang sengaja ke sana mau kasitau emak gue bahwa ada makanan lain di dunia ini selain sayur asem dan sambel terasi, plus kasih Nadira fro-yo lagi. Bener deh. Gue pesen satu box ukuran small dengan topping kiwi khusus untuk Nadira, langsung diembat sampe abis. Bahkan fro-yo Eninnya pun diembat juga.

Walaahh.. Bayi-bayi masa kini canggih amat makanannya! Seisi SS pun menatap Nadira yg lagi belepotan fro-yo dengan kagum. Untunglah, setelah gue tanya sm Markus, orang SS temannya Mbak Nuke, fro-yo bikinan SS dibuat tanpa pengawet sama sekali. Lagian buat apa pake pengawet? Lha wong SS sering kehabisan stok karena saking lakunya koq. *Markie, you should pay me for this! Hehehe..*

Selain bandel karena diajarin emaknya, Nadira juga pernah berbandel ria ngikutin sepupunya. Jadi, kalo gue nginep di tempat nyokap, Langit kan sering ada juga. Nah, tiap Langit makan, Nadira selalu menatap dengan iri sm makanan yang dimakan Langit. Nyokap gue pun kasian, dan iseng nyuapin makanannya Langit ke Nadira. Alhasil, Nadira pun berhasil ngembat makanannya Langit 2 hari berturut-turut sampe abis. Dia pun makan hati ayam (yang sebenarnya gue pengen hindari banget karena hati adalah organ yg penuh dgn toxic) dan telor utuh. Alhamdulillah anak gue gak apa-apa. But next time, jangan diulangi ya, Nak. Sabar dikit dong sayang!

Resep Biskuit Keju (MPASI 7m+)

Ceritanya gue mau sharing resep biskuit nih. Soalnya semalem baru dipraktekin dan sukses! Hahaha.. *tertawa kegirangan sendiri* Gimana gak girang coba? Lha wong seumur-umur, baru dua kali manggang kue pake oven. Yang pertama, waktu bikin biskuit Banan Oatmeal yg enak, tp gak garing. Yang kedua, ya waktu bikin Biskuit Keju ini.

Hasilnya cakep deh, kayak butter cookies Monde gitu. Ntar kalo sempet gue potoin dan upload dah yak potonya. Tapi mohon maap, krn amatiran dan gak punya cookies cutter, kuenya dibentuk apa adanya, dan malah mirip nugget, hehehe.. Eniwei, here’s the recipe, hasil contekan dr milis mpasirumahan 🙂

Cheese Biscuit

Bahan-bahan:
2 sdm tepung terigu (gue pake tepung terigu yg utk cake dan kue kering, kunci biru kalo gak salah)
2 sdm butter (gue pake Orchid unsalted butter)
Keju (gue pake Kraft cheddar yg diparut, banyaknya suka-suka gue aja)

Cara pembuatan:
-Butter dilelehkan dgn cara, didiamkan di suhu ruang. Nanti lama-lama dia meleleh sendiri. Jgn dipanasin ya.
-Masukkan tepung terigu dan keju. Aduk-aduk pake jari tangan. Usahakan jangan sampe kena telapak tangan krn adonan nanti bakal keras.
-Setelah kecampur semua, dibentuk bulat (atau sesuka hati lah), terus ditaro di atas loyang yg sebelumnya udah dipoles dgn mentega dan ditaburi tepung terigu. Tekan adonan hingga pipih.
-Panggang di dalam oven hingga matang (+/- 20 menit).
-Angkat, dinginkan, lalu simpan dalam toples kedap udara.

Notes:
– Sebelum memanggang kue, panaskan oven sekitar 5 – 10 menit. Karena gue pake otang alias oven tangkring yang ditaro di atas kompor (ini oven plg murmer soalnya :-p), gue memanggang kuenya dgn api kecil aja. Gak tau ya kalo pake oven gas/listrik metodenya gimana. Kyknya sih gak beda jauh.
– Gue pake Orchid unsalted butter yg dikemas kecil-kecil, per 10 gram. Nah, gue kira-kira, 1 kotak ukuran 10 gram = 1 sdm. Jadi utk resep ini, gue pake aja 2 kotak. Hasilnya oke-oke aja tuh. Gak ribet pula. Kalo pake yg ukuran gede kan ribet, kudu motong butternya, trus masukin lg ke kulkas.
– Kalo gak mau terlalu asin, pake aja keju Diamond. Keju ini kandungan garamnya lebih dikit dibanding Kraft. Terus, masukin kejunya jg jangan banyak-banyak. Tapi kalo mau yg asin sih, banyak jg gpp.

Selamat mencoba! ^_^

Review MPASI 7 Bulannya Nadira

Tepat pas Lebaran kemarin, tanggal 20 September, Nadira genap berusia 8 bulan. Berarti saatnya gue bikin review tentang makanan apa aja yang udah dikonsumsi Nadira, plus susah senangnya menyiapkan makanan pendamping ASI (MP-ASI) untuk Nadira.

Alhamdulillah, sampe sekarang, Nadira belum kena susu formula (sufor) dan makanan instan macemnya Promina, Milna, Heinz, dll gitu. Dia masih mimik ASI dan makan homemade baby food yang dimasak oleh Ibunya tercinta 😀

Frekuensi makan masih 3x sehari. Selama seminggu pertama, pola makannya masih kayak pola makan pas dia 6 bulan, yakni: Pagi puree buah/sayur, siang bubur + puree buah/sayur, sore puree buah/sayur. Trus di minggu kedua, gue rombak jadi: Pagi bubur + puree buah/sayur, siang puree buah/sayur, sore bubur + puree buah/sayur. Tujuannya, menyiapkan lambungnya Nadira untuk mendapatkan lebih banyak porsi karbohidrat ke depannya nanti. Apalagi gerakannya kan juga lebih banyak dan rempong abis ya. Jadi kalo kurang karbohidrat (yang merupakan sumber energi) ntar Nadira gak gede-gede dong.

Oh ya, semakin hari, bocah ini selain semakin rempong, juga semakin moody dalam hal makan. Kalo sama nanny-nya mah, mulutnya mangap mulu kalo disuapin. Lha, kalo gue libur dan nyuapin dia, langsung deh mulutnya mingkem serapat-rapatnya. Maunya neneeeenn mulu. Uugghh.. Sampe kadang-kadang kesel sendiri!

Sekarang sih, gue punya trik jitu untuk membuka mulutnya yang terkatup rapat. Tiap kali nyuapin Nadira, gue selalu siapin makanan lain kayak kerupuk atau biskuit regal, untuk memancing supaya mulutnya mangap. Triknya, itu makanan cuma pura-pura diarahin ke mulutnya dia, gak sampe masuk mulut. Alhamdulillah, cara ini lumayan sukses. Bahkan, di rumah ada sekotak biskuit Farley yang cuma berfungsi untuk memancing Nadira supaya mau buka mulut. Biskuit itu emang gak gue kasih utk dimakan Nadira karena gue mau bikin biskuit sendiri yang gak pake pengawet, garam dan gula. Mudah-mudahan secepatnya bisa beli oven (dan diberikan kemampuan untuk bisa manggang kue, secara belum pernah gitu lowh, hihihi..).

Di usia 7 bulan ini, gue mulai menambah range of food yang dimakan Nadira. Untuk serealia, gue tambahin menunya dia dgn oatmeal. Gue pake Quaker Oats yang quick cook (bungkus biru), yang diblender dan diayak sebelum dimasak. Untuk buah, gue tambahin menunya Nadira dengan alpukat, pear, melon (jingga dan kuning), jeruk, mangga dan apel. Untuk sayur, Nadira mulai kenalan dengan ubi Jepang, labu siam dan di usia 7,5 bulan, mulai gue kasih wortel.

Sesuai petunjuk dari milis dan situs wholesomebabyfood, gue juga mulai memperkenalkan dia dengan protein. Yang pertama gue coba adalah tahu sutra. Cara pemberiannya pun suka-suka gue. Biasanya, tahu gue kukus bentar trus gue haluskan dengan sendok. Nah, pernah nih, gue iseng aja bikin smoothie tahu sutra + melon cantaloupe yg wangi itu. Hasilnya kayak milkshake, dan sukses bikin gue yg lagi puasa, nelen ludah abis-abisan. Nadira pun doyaaan bgt. Ya iyalah, wong enak gitu koq! Di saat lain, gue campurkan puree tahu sutra ke dalam bubur berasnya, ditambah juga dgn puree buah/sayur.

Selanjutnya, gue coba kasih Nadira ayam. Ini pun ada suka dukanya. Berbekal buku resep Superfood for Baby dan contekan dr berbagai milis, gue bikin kaldu ayam dan chicken gravy (tumisan ayam cincang) untuk Nadira. Wanginya, haruuumm bgt. Makanya gue pede dong, si bocah bakal doyan. Eehh.. Taunya, kata si nanny, Nadira malah muntah dikasih bubur + kaldu! Dua hari berturut-turut, dia dikasih kaldu malah mual. Hari ketiga, coba dikasih chicken gravy, sami mawon. Gue pun menatap sedih pada kaldu dan chicken gravy yg gue bikin dgn susah payah. Untung ide kreatip nongol. Itu chicken gravy gue otak-atik aja jadi lumpia ayam. Enak bok! Seisi rumah pada doyan semua. Tapi kalo dihitung-hitung, mahal juga ya itu lumpia. Wong isinya ayam kampung yg seekornya 40 rb gitu, hehehe..

Setelah diselidiki, penyebab Nadira gak doyan sama kaldu + chicken gravy yg gue bikin kayaknya bukan karena dia gak doyan ayam. Tapi dia gak suka dgn seledri, daun bawang dan garlic yg gue masukan ke dalam adonan, sesuai petunjuk di buku resep. Soalnya, pas gue bikinin nasi tim saring pake ceker ayam, dia doyan banget. Berarti kan gak ada masalah dgn ayam, bukan?

Oh ya, Nadira mulai makan nasi tim saring di minggu ketiga dia berusia 7 bulan. Waktu itu, gue bikin dgn ceker ayam, wortel dan parutan keju. Walah, dia doyan banget! Selanjutnya, seperti biasa, gue karang-karang sendiri deh resep nasi tim saringnya. Gue masukin tempe lah, labu siam lah, pokoknya yang kira-kira matching dan enak gitu deh.

Gue juga jaraaannng banget ngeblender makanannya Nadira. Untuk puree buah/sayur, gue lebih suka menghaluskan dengan parutan keju, ditumbuk, atau pake sendok/garpu. Nasi tim saring juga gitu. Gue milih menyaring dengan saringan kawat supaya gak halus-halus banget. Kalo kebiasaan ngeblender makanan anak, nanti anak gak mau mengunyah karena keenakan menelan makanan halus. Ada lho teman gue yang sampe anaknya nyaris berusia 2 tahun, masih sibuk ngeblender makanan si anak. Kan repot tuh kalo pergi kemana-mana.

Di usia 7 bulan ini, gue juga mulai memperkenalkan Nadira dengan yoghurt dan agar-agar. Yoghurt gue pilih yang natural plain, alias tanpa rasa. Penyajiannya, cukup dicampur dgn puree buah/sayur. Nadira doyaaann banget! Bagus deh, secara yoghurt baik untuk pencernaan, toh?

Agar-agar juga gue pilih yang swallow globe, plain tanpa warna. Biasanya gue rebus dulu dengan air matang. Trus, pas udah matang, gue campur dengan puree buah. Penyajiannya, setelah keras, agar-agar diparut pake parutan keju, trus disiram pake air jeruk baby. Kadang-kadang gue kasih yoghurt juga. Enak deh! Nadira juga doyan banget sm agar-agar nih.

Hmm.. Apa lagi ya? Yah, pokoknya gitu deh, my journey so far in preparing homemade baby food for my baby. Mudah-mudahan bisa terus dilakukan sampe dia gede nanti. Hmm.. PR emaknya nih, kudu lebih jago dan lebih rajin masak :-p

Review MPASI 6 Bulan Nadira

Alhamdulillah, tanggal 20 Agustus kemarin, Nadira udah genap berusia 7 bulan. Berarti, udah sebulan dia mencoba mamam, gak cuma mimik ASI aja (plus colongan air sih pas lagi mandi, hihihi..).

Saat Nadira lulus ASIX, gue berkomitmen untuk hanya memberikannya MPASI homemade, bukan yang instan atau boleh beli di toko. Her first food was bubur beras merah yang terbuat dari tepung beras merah wangi Gasol plus ASI. Konsistensinya gue bikin semi cair, dan Nadira lumayan lahap mamamnya. Gue mengikuti 3-days-wait rule untuk meminimalisir dampak alergi pada anak. Jadi, menu yang sama akan gue perkenalkan kepada Nadira selama 3 hari. Kalo gak ada tanda-tanda alergi, baru gue lanjut ke jenis makanan yang baru.

Selain tepung beras merah, selama sembilan hari pertama, Nadira gue bikinin bubur dari tepung beras cokelat dan tepung kacang hijau, all from Gasol. Selama sembilan hari itu, dia makan sekali sehari pas jam makan siang. Baru pada hari kesepuluh, frekuensi makan Nadira gue tambah jadi dua kali sehari, yaitu makan siang dan sore. Kenapa gak makan pagi dan sore? Soalnya, kalo pagi, agak ribet ya bok. Apalagi, Nadira itu pagi-pagi sukanya leyeh-leyeh. Jadi, gue suruh nanny-nya kasih Nadira makan siang dan sore aja.

Menunya adalah, bubur susu untuk makan siang, dan puree buah/sayur untuk makan sore. Bubur susunya udah gak hanya terdiri atas satu jenis tepung aja, tapi biasanya gue kombinasiin sesuai mood hehehe.. Trus, karena udah ngerasain betapa lezatnya pisang, kabocha, pepaya, dll, dia jadi agak-agak mogok makan pas disuapin bubur susu. Alhasil, gue campur aja bubur susunya dengan buah/sayur. Eeh.. Malah lahap!

Di hari ke-25, menjelang usia 7 bulan, gue mulai meningkatkan frekuensi makan Nadira dari 2x sehari menjadi 3x sehari. Makan pagi (yang ujung-ujungnya selalu dilaksanakan di atas jam 9 pagi) terdiri atas puree sayur/buah. Makan siang bubur susu + puree sayur/buah. Sementara makan sorenya adalah puree buah/sayur. Selain menyiapkan lambungnya, langkah ini gue ambil karena stok ASIP di kulkas udah kritiiis banget. Kalo frekuensi makannya ditambah, mimik ASIP-nya kan jadi agak kurang gitu *emak-emak licik*

So far, Nadira udah nyobain mamam pepaya, kabocha, kentang, pisang ambon, zucchini, dan pear. Her most favorite fruit is banana, and her most favorite vegetable is kabocha. Sementara untuk her least favorite food is potato. Duh, kayaknya anak gue punya sweet tooth nih, secara pisang dan kabocha kan rasanya manis banget gitu, sedangkan kentang rada langu bo.

Untuk pear, baru dikasih sekali karena ternyata, gue salah beli pear. Buat bayi kan harusnya pear yang manis banget kayak pear Xiang Lie gitu. Eehh.. Gara-gara papanya yang rada sotoy, gue malah beli pear lain, yang ternyata agak asem. Baru dikasih sekali, langsung gue stop dah. Khawatir anak gue moncor-moncor euy!

MPASI Pertama Nadira

Horee.. Nadira lulus ASI Exclusive! Oleh karena itu, tepat tanggal 20 Juli kemarin, Nadira pun udah boleh mamam. Ini pun gue tahan-tahan karena sebenarnya, si Papah udah kasiaan banget liat Nadira yang ngences dan cengo tiap kali ngeliat orang-orang di sekelilingnya lagi mamam. Kalo disodorin sendok pun langsung mangap. Bahkan, sama sepupunya, si Langit alias Dede Mbak, sering disuapin biskuit bahkan kerupuk. Gak masuk sih, tapi kan cukup bikin Nadira mangap dan patah hati karena langsung gue tarik biskuit dan kerupuknya. Huh, dasar teroris yang berusaha menggagalkan program ASIX anakku!

Apa menu MPASI pertama Nadira? Sejak awal, gue udah berkomitmen untuk tidak memberikan Nadira makanan instan. Setelah ribet browsing kanan kiri depan belakang, gue memutuskan untuk memberikannya bubur susu yang terbuat dari tepung beras merah Gasol + ASI. Nanti resepnya gue posting ya (sok bisa masak banget deh ). Oh ya, karena waktu itu pengalaman pertama bikin MPASI untuk Nadira, hasilnya buanyaak banget. Mangkok Pigeon yang Little Coro itu pun penuh. Hihihi.. Maap, namanya juga emak-emak amatir.

Trus, gimana reaksi Nadira? Yah, gitu deh. Disendokin bubur, langsung nyosor nyeruput bubur yang ada di sendok. Tapi setelah beberapa suapan, mulai bosan. Yak, dihibur-hibur dulu sambil nyanyi. Terus, gue pun selang-seling kasih air putih yang disambutnya dengan gembira. Alhamdulillah, meski gak habis semua, sekitar separo mangkok bisa habis masuk ke dalam mulut mungilnya. Lumayan untuk makan siang pertamanya.

Menu yang sama ini gue pertahankan selama tiga hari (20/7 – 22/7). Mulai Kamis (23/7), gue ganti dengan Bubur Beras Coklat dari tepung Gasol juga. Rencananya, menu ini juga bakal sama sampai Sabtu (25/7). Tadinya sih, gue udah nyiapin Plan B. Kalo Nadira sembelit, seperti yang banyak dialami bayi-bayi lain yang pertama mamam MPASI, di hari keempat, gue akan ganti menunya dengan buah atau sayur, tidak lagi serealia/tepung-tepungan. Untunglah, Nadira gak sembelit. Malah, gue sempet deg-degan karena eo’-nya cair. Mirip sama eo’-nya semasa ASIX cuma yang ini ada penampakan tepungnya lah. Pas gue tanya ke sesama emak-emak lainnya, ternyata gak apa-apa. Perut bayi itu kan masih beradaptasi. Jadi ada yang sembelit atau justru cair setelah MPASI pertama. And it’s all normal.

Setelah Bubur Beras Coklat, gue bakal kasih Bubur Kacang Hijau dari tepung Gasol juga, selama tiga hari berturut-turut. Habis itu, baru deh Nadira dikenalin sama sayur atau buah, macam kabocha, ubi parang, pir, pepaya, apel, pisang, dll. Semua diberikan secara bertahap supaya perutnya gak kaget. Kalo gak ada alergi, baru deh dicampur-campur, ditambah frekuensi makannya dan juga dikenalin dengan jenis makanan yang lain, yang tentunya disesuaikan dengan usianya. Doakan supaya semuanya lancar yaa..

Oh ya ini resep Bubur Susu ala Emaknya Nadira

Bahan:

  • 1 sdt tepung beras merah/coklat/kacang hijau
  • 100 ml air matang
  • 20 – 40 ml ASI

Cara membuat:

  • Tepung dicampur dengan air di suatu wadah. Diaduk-aduk hingga rata.
  • Masukkan larutan tepung ke dalam wajan. Jerang di atas api keciiill banget, sambil terus diaduk-aduk sampai mengental dan mendidih. Jangan berhenti ya mengaduknya, supaya bubur tidak menggerindil.
  • Angkat bubur, diamkan sebentar hingga hangat.
  • Campur dengan ASI. Hidangkan.

Note:

  • Tambahkan tepung seiring bertambahnya minat anak terhadap makanannya.
  • Kurangi komposisi air dan ASI untuk mendapatkan kekentalan bubur yang sesuai dengan usia anak. Bubur susu untuk MPASI pertama biasanya diberikan dengan konsistensi cair, menyerupai ASI. Semakin hari, tingkatkan kekentalan bubur susu, sesuai minat bayi Anda.