Rezeki Anak Soleh: Konser Dongeng Naura

Untuk urusan musik dan hiburan, selera Nadira tergolong masih anak-anak banget. Tontonannya sehari-hari cuma channel TV anak-anak kayak Disney, Disney Junior, Nickelodeon, gitu-gitu. Musik juga sami mawon. Yang dia hapal cuma hi-5, lagu-lagu dari film Disney, dan lagu anak-anak jadul kayak lagunya Tasya, Enno Lerian (hai Noiy!), Trio Kwek-kwek, dan sebangsanya.

Makanya dulu pernah nih kita karaoke bareng temen-temennya di TK plus ibu-ibunya. Anak gue cuma bisa bengong pas temen-temennya itu nyanyi lagu Coboy Junior, Peterpan/Noah, dan band-band heits masa kini. Dia bener-bener clueless karena boro-boro hapal liriknya, tau penyanyinya aja kagak. Yah ada lah 1-2 lagu Peterpan/Noah yang dia tau karena bapaknya suka nyetel. Tapi Coboy Junior yang diidolakan banyak anak-anak dan ABG, dia bener-bener gak kenal.

Terus terang, gue emang agak ngebatasin tontonan dan musik macam apa yang boleh ditonton dan didengerin Nadira. Di rumah sehari-hari gue gak pernah nyetel TV terestrial, selalu setel pay TV. Kalopun nonton TV terestrial palingan cuma nonton beritanya aja.

Makanya pas One Direction atau beberapa artis luar yang digila-gilai anak-anak padahal lagunya cinta-cintaan pada konser di Jakarta, gue gak khawatir sih. Lah wong anak gue gak kenal. Idola dia mah tetep hi-5, My Litltle Pony, Frozen, dkk 😀

Continue reading

Ketemu Boyband

Seperti yang gue pernah cerita sebelum-sebelumnya, selera musik gue itu campur-campur banget, atau bahasa kerennya eclectic. Maklum, bonyok gue seleranya beda-beda. Bokap doyannya musik tradisional kayak lagu-lagu Jawa dan degung Sunda Sementara nyokap gue hobinya lagu-lagu Top 40. Bahkan dese demen Black Sabbath bok. Dari situ, selera musik gue pun jadi beragam banget.

Salah satu yang mewarnai hidup gue adalah boyband. Sebagai generasi 90-an, boyband cinta pertama gue adalah NKOTB. Abis itu, sesungguhnya gue masih demen sama boyband sih. Tapi agak gengsi ngakuin karena tren musik mulai beralih ke grunge.

Jadi di luaran sih ngakunya gue die hard fans-nya Nirvana, Pearl Jam, Stone Temple Pilot, Soundgarden, which was half true btw (half true = suka tapi gak die hard fans). Di dalam hati mah, gue masih hafal mati lagu-lagunya Take That, Boyzone, East 17, 98 Degrees, NSYNC, Five, Westlife, dll dsb. Gengsi bingit euy ngaku demen boyband kayaknya koq kurang keren gitu.

Sekarang, seiring bertambahnya usia, gue sadar, ngapain juga pura-pura untuk urusan selera musik ya? Jadi deh gue ngaku, I’m a boyband lover! Nggak groupie-groupie amat sih (kecuali sama NKOTB), tapi gue suka musik dan lagu-lagu mereka.

Anyway, di posting-an ini gue mau cerita tentang beberapa boyband yang pernah gue temui terkait dengan kerjaan gue. Baik itu nonton konsernya ataupun wawancara. Ini yang gue tulis yang gue inget-inget aja. Here they are:

Continue reading

Scary Movies

Saat ini, salah satu tugas yang wajib gue tunaikan (ceileh bahasanya) adalah menonton dan menulis review film baru setiap minggunya. Job desc kayak gini udah lama sih gue jalanin, sejak baru jadi jurnalis dulu lah. Tapi karena di-rolling ke berbagai desk, baru sekitar setahunan ini lah balik lagi nonton+nulis review film.

Segala jenis film harusnya sih gue tonton, nggak hanya genre-genre tertentu. Tapi buat gue, ada satu pengecualian. Gue paling ogah dan males nonton film horor. Mau itu horor lokal yang ada pocong/kuntilanak/dedemit, horor asia, atau horor bule yang ada slasher-slasher-nya, intinya OGEENNGGG!!!

Dulu beberapa kali nekat sok berani nonton film-film horor, alhasil cuma nonton 1/3 film aja. Sisanya, akuh bersembunyi di balik jaket/tas/tangan. Makanya, pas pacaran dulu, paling enak emang nonton film horor. Bisa jadi modus buat peluk-pelukan, hahahaha… 😀

Continue reading

Pungguk Merindukan Bulan

Gara-gara ngomongin wisuda,  jadi inget masa-masa kuliah, masa lalu dan kisah-kisah cinta tak terbalas. Trus jadi pengen bikin postingan deh. Hahaha.. Aduh kasiman amat ya, kisah cinta nggak berbalas yang malu-maluin malah dipejengin di mari. Tapi gpp lah ya, buat lucu-lucuan, seenggaknya buat gue sendiri 😀

Sepanjang perjalanan hidup, gue udah lupa deh jumlah cowok yang gue taksir. Maklum, naksir itu kan manusiawi banget ya. Urusan dibales atau nggak, itu mah belakangan. Yang penting kan udah naksir! *apa sih, kok nyolot sendiri*

Definisi naksir tak berbalas, sesuai namanya adalah taksir-taksiran tapi gak ada kejelasan ya alias penuuhh tanda tanya dan bikin penasaran. Jadi kalo yang sempet jadi pacar atau HTS-an, nggak usah diitung ah. Ntar kebuka semua, mokal aing 😀

Sependek ingatan gue, kisah naksir tak berbalas yang paling memorable palingan cuma ada beberapa. Malah perasaan cuma ada dua deh yang masih gue inget sampe detil. Dan dua-duanya itu sama cowok dengan ciri sama. Sama-sama pinter, tinggi dan yah, lumayan lah meski nggak ganteng-ganteng amat juga.

Continue reading

My Music Idol

I’m a big fan of music. But just like I wrote before, I don’t have any particular favorite singers and genres. I love all kinds of music, from all artists. Well of course, there are some musicians that I prefer to hear to the others, like Lenny Kravitz, Coldplay, Kylie Minogue, BEP, and the likes.

But there’s one singer that has been with me since I was in college. Her songs, which she mostly writes herself, depict myself and what I feel inside. From my insecurity, my perspective towards the world and others, to my love life. Her personal struggles in life, more or less, are similar to  mine.

If you guess it’s Pink, you got that right, people!

Continue reading

Kiss and Tell

Seperti biasa, tiap ada award show, akik jadi sibuk karena kudu mantengin buat tulisan. Kemarin kan ada Grammy Awards ya. Alhasil jadi repoot sendiri bacain hasil perolehannya *macam Olimpiade aja Neng* Sambil dikejar-kejar deadline tentunya.

Nah, postingan ini bukannya mau ngomongin Grammy. Tapi gue tergelitik sendiri nonton opening Grammy yang menampilkan Taylor Swift nyanyi lagu hit-nya, We Are Never Ever Getting Back Together (WANEGBT). Di interlude-nya, Dek Taylor ini ngomong sedikit, seolah-olah mantannya ngajak balik. Biasa aja sih. Tapi as usual, media sono langsung mengait-ngaitkan dengan mantan terbaru Taylor, Harry Styles.

What do you think? Apakah ucapannya Taylor mimicking and mocking Harry’s British accent? Menurut gue sih, biasa aja ah. Apa kuping gue yang rada bolot?

Continue reading

Gara-gara Janet

Gara-gara baca blog-nya Smita yang ini gue jadi cekikikan sendiri inget masa lalu. So yes Smiw, this posting is inspired by yours 🙂

Buat generasi 90-an, tentu pada inget dong ya sama acara rikues-rikues lagu di radio? Kayak yang Smita bilang, nama kita dibacain karena rikues lagu anu buat si B di radio aja rasanya udah hebat banget. Apalagi sampe bisa on air dan ngobrol sama penyiarnya. Itu mah epic bener dan dijamin besokannya lo ngetop di sekolah 😀

Believe it or not, gue pernah lho sampe on air gitu *jumawa* Begini ceritanya:

Continue reading

I Dreamed a Dream

As I wrote before, gue itu sering banget larut dalam film, novel, lagu, atau pertunjukan dan mengasosiasikannya dengan diri gue sendiri. Atau minimal sok menganalisa dan mengaitkan film dsb tersebut dengan kisah hidup gue. Contohnya banyak deh yang pernah ditulis di blog, salah satunya film ini dan lagu ini. Makanya gue gampang mewek kalo nonton film, baca novel atau denger lagu yang sedih-sedih.

Dulu mantan pacar gue suka marah-marah karena kebiasaan gue ini. Misalnya nih, gue abis nonton film tentang playboy atau laki-laki brengkes. Nah isi filmnya suka kebawa ke kehidupan nyata tuh. Gue bahkan suka langsung ceramah ke si mantan supaya dia jangan kayak tokoh di film itu, atau bahkan mencurigai dia jangan-jangan brengkes juga kayak tokoh tersebut. Hihihihi..

Sekarang sih seiring bertambahnya usia kedewasaan, udah berkurang lah dikit. Tapi beberapa kali masih sih kebawa-bawa dan nuduh hubby macem-macem. Kasiman ya laki gue? 😆

Continue reading

Every Parent’s Worst Nightmare

Beberapa hari lalu, sambil siap-siap mau berangkat ngantor, gue iseng nonton TV, ada film The Deep of the Ocean diputar. Sepintas gue pikir filmnya kayak film-film adventure di pantai/laut gitu lah, hihihi.. Eh pas diliat-liat, koq ada Michele Pfeiffer lagi mewek, dan tone film-nya serius banget. Langsung deh gue buka wikipedia untuk cheating baca kisahnya.

Oalaahh.. Ternyata film ini diangkat dari novel berjudul sama yang laris banget karena menjadi buku pertama yang dibahas di Oprah Book Club. Temanya tentang penculikan anak. Langsung deh gue matiin TV, nggak berani nonton lagi 😦

Continue reading