Nama-nama Panggilan untuk Pasangan

Duluuu banget gue pernah bikin blogpost tentang nama-nama panggilan ibu yang entah kenapa, sampe sekarang masih banyak aja yang baca. Padahal itu tulisan iseng-iseng yang ringan banget. Wong gue dulu ngetiknya sambil ketawa-ketawa 😀

Nah barusan gue tetiba dapet ide untuk nulis tentang tema serupa, tapi khusus untuk pasangan. Soale, semakin berubahnya dunia, nama-nama panggilan untuk pasangan pun ikut berubah. Dulu yang sering gue denger waktu kecil saat memperhatikan ortu, tante, or pasangan lain, adalah panggilan Mah, Pah, Buk, Pak, dst. Sekarang, nama-nama panggilan untuk pasangan pun ikut berubah. Mungkin karena ada dampak dari tontonan film, media sosial, dan budaya pop juga kali ya.

Anyway, berikut ini analisis ala-ala gue mengenai beberapa nama panggilan untuk pasangan yang sering gue temui di sekitar.

Continue reading

Bahasa Inggris dan Pasangan

Kemarin di Instastory gue angkat tema tentang kriteria pasangan. Yang jawab buanyaaakk banget dan beraneka ragam. Ada yang serius, ada pula yang sangat spesifik dan bikin ngikik.

Salah satunya adalah “harus bisa Bahasa Inggris”.

Untuk kriteria ini, gue ngerti sih kenapa. Bahkan duluuuu banget, gue pernah nulis post di blog friendster (yaelah ketauan tuwirnya dah eikeh) tentang kriteria pacar dan kemampuan bahasa Inggrisnya. Sayang, karena friendster udah tutup, blog gak penting itu hilang kehapus.

Alhamdulillah juga sih karena kalo dibaca, isi blog friendster gue alay banget hahaha… Continue reading

Let’s Talk About Sex!

Judul dan tema ini sesungguhnya udah ada di draft sejak uhmmm… 3 tahun lalu kayaknya. Tapi gak kelar-kelar karena gue selalu buntu di tengah jalan. Apalagi, tema tentang sex life itu kan tabu banget ya. Jadi gue keriting banget mikirin gimana nulis yang enak, gak vulgar, gak kontroversial, dan yang pasti, gak ngundang spam comments.

Nah, kebetulan beberapa waktu lalu gue iseng bikin curhat session ACKC tentang sex life. It was unplanned, actually. Awalnya kan ngebahas tentang kasus perceraian tuh. Trus banyak yang curhat bahwa mereka terjebak di pernikahan yang buruk dengan suami yang baik dan bertanggung jawab. Indikasinya, komunikasi mandeg dan engingeeengg.. zero sex life!

Gara-gara satu orang curhat dan gue repost, memancing curhatan-curhatan lain yang serupa. Ujung-ujungnya pada minta gue untuk buka ACKC tentang sex life. Supaya ada teman senasib dan sukur-sukur ada yang bisa kasih tips and tricks untuk menambah kehangatan ranjang.

*aih mateeekk bahasanya kayak copywriting iklan obat kuat yhaaaa*

Begitu dibuka, waaahhh seru-seru semua curhatnya. By seru-seru I mean adalah kenyataan hidup gitu, yang bisa ditemui di kehidupan nyata, bukan ala film/novel roman picisan. Beberapa bahkan pernah gue alami sendiri lho.

Secara garis besar, gue bagi jadi 2 ya. Gini nih:

Continue reading

Tentang Perceraian

Beberapa minggu lalu gue bikin Aku Curhat Kamu Curhat (ACKC) edisi divorce. Respons-nya sama kayak ACKC versi sex abuse, rameeee euy. Dan sungguh eye opening banget karena gue bisa dapet insight dari berbagai sisi. Gak cuma dari sisi orang yang cerai aja (divorcee) tapi juga dampaknya bagi anak dari pasangan bercerai atau yang ortunya gak bahagia.

Seperti biasa, karena waktu gue nongkrong di depan laptop minim banget, alhasil notulensi ACKC divorce pun tertunda lamaaa banget. Hari ini, gara-gara berita sahnya perceraian Pak Ahok dan Bu Vero, gue jadi teringat utang tulisan. Apalagi, di kantor yang isinya 80% laki-laki, rata-rata menyalahkan si perempuan sebagai pihak yang salah. Ugh, jadi sebel kan koq kesannya perceraian ini 100% salah si pereu sih.

Okay then, shall we continue?

Continue reading

Pernikahan Dini dan #RelationshipGoals

Kemarin gue iseng bikin Aku Curhat Kamu Curhat di Instastory (follow akun IG gue aja deh buat ceki2. Liat Instastory-nya, isinya random sih tapi hihihi). Temanya tentang komen/pertanyaan paling nyebelin yang pernah didapet di medsos. Soale, di era medsos kayak sekarang, dunia itu bener-bener selebar daun kelor. Antar-manusia bisa saling kontak tanpa perlu bertatap muka lagi. Kita bisa liat keseharian si X lewat medsosnya. Jadi, pertanyaan-pertanyaan kepo pun bisa langsung ditanyakan via medsos juga.

Buanyaaakk banget DM yang masuk. Curhatnya juga aneka ragam, mulai dari yang lucu sampe bikin pengen nonjok. Berhubung follower eikeh 90% perempuan, isinya pun curhat-curhat yang perempuan banget. Yang bikin sedih, lebih dari 50% curhat bahwa mereka sering ditanyain urusan kapan nikah dan kapan punya anak. Plus, saran-saran supaya cepet laku dan cepet kawin. Misalnya, jangan sekolah tinggi-tinggi, kudu ngurusin badan, rajin ke salon, etc.

Continue reading

Suami Simatupang

*Simatupang: siang malam tunggu panggilan*

Masih dari sisa perjalanan ke Tomohon dan Manado kemarin nih. Jadi ceritanya, pas lagi di mobil menuju Tomohon, gue dan rombongan ngobrol ngalor ngidul. Maklum, meski jalanan gak macet, tapi jauh juga cyin. 1 jam perjalanan Manado – Tomohon melalui jalur meliuk-liuk kayak ke Puncak bikin pegel. Tapi gak sepegel kemacetan Jakarta sih *halah OOT*

Nah, anggota rombongan kita yakni Ibu A, B dan C pada asik gosipin temen sekantor mereka. Sebut aja si Bapak X yang menurut mereka, anggota ISTI (Ikatan Suami Takut Istri) banget deh.

Continue reading

Man with Striped Nose

Di suatu siang pekan lalu, gue di-PING! seorang teman. Ternyata dia mau bergunjing soal dua orang kenalan kita. Dia cerita kalo ternyata dua orang teman ini, sebut aja A (cewek) dan B (cowok), selingkuh. Dua-duanya sudah menikah dan kerja di kantor yang sama, meski beda divisi.

Gue cukup shock karena yang gue tau, si A itu alim bener, nggak banyak omong dan udah punya suami dan anak. Sementara si B, yah gimana ya. Meski udah berkeluarga, he’s very proud of his affairs.

Dari perselingkuhan A dan B, sebenarnya banyak aspek yang gue soroti (sotoy bener yak). Tapi kali ini gue cuma mau menyoroti satu hal. IMHO, she chose the wrong guy.

Continue reading