Tentang Pendidikan: Ambisi Ortu (4, selesai)

Ini adalah bagian terakhir dari serial (ceileh) Tentang Pendidikan. Postingan sebelumnya adalah sekolah favorit, ujian nasional, dan sistem zonasi.

Nah sekarang kita masuk ke episode 4 yakni

4. Ambisi Ortu

Urusan ambisi ortu mah dari zaman kuda gigit besi udah banyak bener ya. Pas lagi ngomongin soal zonasi, sekolah, dkk aja, banyak yang kirim DM cerita tentang kisah dirinya, sodaranya, atau temannya yang terjebak ambisi ortu.

Apalagi pas ngomongin penjurusan di SMA. Gue baru tau zaman sekarang, begitu daftar SMA Negeri, calon siswa harus menyertakan jurusan apa yang ia minati nanti. Apakah IPA atau IPS. Jurusan Bahasa gue gak tau deh masih ada atau gak ya.

Nah, dari beberapa teman gue yang anak-anaknya masuk SMA tahun ini, gue dapet info kalo rata-rata sekolah negeri saat ini lebih didominasi kelas jurusan IPA. Alhasil, seorang teman kantor yang anaknya mau daftar jurusan IPS di SMA Negeri jadi terlempar-lempar karena sekolah yang dia minati hanya punya 1-2 kelas IPS aja.

Gue terus terang kaget karena di zaman gue dulu, kelas IPA justru cuma dikiit. Pas gue kelas 3 SMA dulu, angkatan gue cuma ada 2 kelas IPA dan 4 kelas IPS. Sekarang, kondisinya terbalik ya.

Continue reading

Gampang Kebeles Pipit

*judul sengaja disamarkan supaya gak kegugel yang aneh-aneh 😀 *

Sebelum nikah dan punya anak, gue udah masuk golongan yang beseran, alias gampang kebelet pipis. Tiap minum banyak, pastiii pengen pipis melulu. Apalagi kalo ke lokasi yang suhunya dingin. Hadeehh bawannya mau pipis melulu.

Setelah melahirkan, beseran ini lebih parah sih. Untungnya gak sampe ngompol di celana hahaha… Tapi kalo gue olahraga yang high impact alias banyak luluncatannya, dijamin abis itu langsung kabuurr ke toilet untuk pipis.

Awalnya gue kira itu normal ya. Apalagi gue kan dulu melahirkan secara normal. Jadi otot-otot di bawah sana mungkin udah sedikit melemah.

Tapi ternyata, kondisi itu gak normal lho. Bahkan banyak kasus di mana ada yang lebih parah dari gue. Banyak yang tiba-tiba pipis pas lagi ketawa, angkat beban, olahraga bahkan lagi having sex. Kondisi ini pun punya nama medis, yaitu Stress Urinary Incontinence.

Continue reading

Kids Zaman Now

Di posting-an ini, gue pernah nulis tentang generasi masa kini yang mentalnya bikin pengen ngurut dada banget. Ehhhh di twitter dan beberapa medsos lain, gue nemu deh contoh surat-surat lamaran generasi zaman now, yang bikin frustrasi.

Kayak gini nih contohnya:

*isi email macam apa ini? Emangnya semua perusahaan ngerti bahasa ala kaskus?*

*reply-an tuh bocah bikin semua grammar NAZI sakit kepala*

Siapa yang gemes baca dua contoh email di atas? 🙋🙋🙋

Continue reading

The Best Job in the World

Topik yang gak pernah abis-abisnya jadi kontroversi (selain bakpao di dahinya SN), adalah tentang working mom (WM) VS stay at home mom (SAHM). Dari berbagai angle udah dibahas. Bahkan sebutan pun sempet dikomplen. SAHM gak terima kalo disebut begitu, karena seolah-olah mereka gak kerja. Pun begitu dengan WM. Sampe ada revisi istilah macem-macem. Ribet deh pokoknya.

Gue sendiri adalah seorang WM. Sempet sih ngejajal jadi SAHM, tapi cuma pas cuti melahirkan doang 😀 Setelah itu, kerja kerja kerja mulu deh. Ya tentunya sambil berusaha balancing sama tugas jadi ibu.

Susah gak? Ya gitu deh kira-kira. Yang bisa dipastikan adalah, support system mumpuni is a must. Makanya, sampe ada pameo yang bilang gini “Di balik seorang pria sukses, ada wanita hebat di belakangnya. Sementara di belakang wanita sukses, ada ART, nanny, supir, dst.”

Anyway, gue gak mau bahas soal itu sih. Di posting-an ini gue mau fokus ke urusan anak. Jadi, gue punya beberapa orang temen yang memutuskan untuk jadi SAHM setelah punya anak. Tujuannya, mereka mau fokus mengurus anak. Padahal, posisi karier yang mereka tinggalkan bukan yang entry level lho. Boleh dibilang, mereka udah cukup mapan di jabatan masing-masing.

Continue reading

Review Ala-ala: Ricki and the Flash

Beberapa waktu lalu, gue dapet undangan untuk meliput wisata naik kapal pesiar (will write about it soon). Di kapal pesiar, salah satu yang bisa dinikmati adalah nonton berbagai jenis film di TV di kamar. Film-filmnya pun keren-keren, jadi bikin betah di kamar deh.

Salah satu yang bikin gue tertarik adalah film berjudul Ricki and the Flash. Kenapa tertarik? Pertama, yang main Meryl Streep, the woman who is dubbed by media as the best actress of her generation. Jadi penasaran deh, pengen liat aktingnya Tante Meryl di sini kayak gimana.

Trus pas baca sinopsis dan nonton trailernya, wah koq kayaknya kisah film ini cuco’ banget sama gue sebagai seorang ibu. Bisa related banget lah. Yawdah cus langsung gue tonton.

Continue reading

Mecin Oh Mecin

Pas lagi browsing-browsing beberapa hari lalu, gue nyangkut di artikel ini dan ini. Isinya mirip lah, kira-kira tentang apakah sebetulnya MSG berbahaya atau hanya sekadar mitos. Karena penasaran, gue baca sampe habis deh.

Inti artikel itu sih sebenarnya sama dengan apa yang pernah gue baca tentang MSG atawa mecin sejak bertahun-tahun lalu. Meski dituding sebagai biang penyakit, kebodohan, penyimpangan kepribadian, dll dsb, sesungguhnya belum ada hasil riset yang jelas-jelas bilang bahwa MSG itu berbahaya. Kalopun ada, biasanya hasil risetnya itu dilakukan dengan memberi tikus/hewan lain MSG dalam dosis yang luar biasa gede dan gak masuk akal.

Bahkan ditengarai, isu MSG ini sebenernya ada muatan politisnya segala. Rempong yes?

Continue reading

Mul4n, Motherhood and Cyberbullying

Beberapa hari lalu, gue sempet gosipan ngobrol sama seorang temen (yang ternyata suka baca blog ini, hahaha *keringetan*). Topiknya, tentang kenapa Mul4n bikin video minta maaf ke M414. Menurut info yang didapat temen gue, ada alasan spesifik kenapa Mul4n nekat bikin video itu meski tanpa izin dari suaminya yang nyebelin itu *maap gak tahan sama tingkah si laki soale*

Gue penasaran kan. Apalagi sebelumnya emang pernah denger kabar-kabur tentang ini. Trus temen gue cerita, rupanya kenekatan Mul4n itu karena T dan D (dua anak dari pernikahan pertamanya), gak tahan dengan tingkah para haters yang ngebully ibunya. Saking stresnya, T dan D udah berkali-kali berusaha bunuh diri dengan cara menyayat tangannya. Sampe saat ini usaha itu gagal, tapi belum tentu ke depannya akan terhenti.

Sekali lagi, ini cuma denger-denger ya. Gak tau apakah benar begitu atau nggak. Karena baik gue maupun temen gue gak ada yang kenal dekat dengan si Mul4n maupun T dan D.

Meski begitu, gue jadi kepikiran. Kalo bener kisah temen gue tadi, luar biasa banget ya pengaruh haters di socmed ke dunia nyata. Cyberbullying yang pernah sekilas gue singgung kemarin bener-bener memberi dampak signifikan pada seseorang, terutama anak-anak di bawah umur, atau orang yang kurang tough kepribadiannya.

Gue jadi kepikiran dua aspek di sini, berikut gue jabarin di bawah ya.

Continue reading

Nama-nama Panggilan Ibu

Beberapa waktu lalu, di timeline facebook gue agak dihebohkan dengan postingan tentang nama-nama panggilan untuk ibu. Jadi, tiap nama panggilan disertai dengan “analisa” makna dari panggilan itu. Ini nih gambarnya:

Screenshot_2015-10-17-16-53-00_1447907525927

Ofkors, postingan tadi menuai pro kontra. Di TL gue sih lebih banyak yang kontra karena, siapa coba yang gak sebel dikasih label begini-begitu cuma berdasarkan nama panggilan aja. Dibilang manjain anak lah, norak lah, dst dsb.

Nah di postingan ini, gue justru pengen nulis tentang panggilan ibu versi beda dari yang di atas. Intinya, postingan ini adalah analisa abal-abal gue terhadap nama-nama panggilan kepada sosok ibu, berdasarkan pengalaman dan observasi pribadi. Here they are:

Continue reading