Childfree VS Anak Banyak Tanpa Mikir

Di media sosial, lagi rame nih dua konsep seputar anak. Yang pertama adalah konsep childfree yang heboh gara-gara Youtuber Gitasav. Dia blak-blakan bilang bahwa dia dan suaminya gak mau punya anak karena beberapa alasan.

Sedangkan konsep kedua adalah konsep banyak anak tanpa mikir, terutama di usia muda belia. Konsep ini setau gue heboh di Tiktok. So far gue udah liat 2 orang ibu hamil yang posting video mereka joget-joget saat hamil tua. Di video itu, ada tulisan umur dan hamil anak ke berapa. Ibu A kelahiran 1997 dan hamil anak ke-5. Sementara ibu B kelahiran 2003 dan hamil anak ke-4.

Barusan gue posting video Tiktok dua ibu-ibu muda beranak banyak itu di Instastory gue dan yang respons buanyaaakk banget. Makanya kepikiran deh bikin comparison kedua konsep itu.

Kalo menurut gue, yang lebih berbahaya justru konsep anak banyak di usia belia tanpa mikir. Kenapa?

Continue reading

How Low Can You Go (on Social Media)?

Belakangan ini, gue makin khawatir dengan dunia social media terkait dengan perkembangan mental, terutama anak-anak ABG seumur Nadira. Soale makin banyak yang berlomba-lomba supaya viral dan ngetop, dengan bikin konten seajaib mungkin.

Gak jarang pada mengumbar aib pribadi atau rela mutusin urat malu supaya dapet konten yang menggemparkan. Dihujat kanan kiri atas bawah pun no problemo. Yang penting viral, ngetop, masuk FYP. Harapannya, jadi seleb medsos dan tawaran endorsement pun berdatangan.

Gak bisa dimungkiri, banyak yang menganggap popularitas sebagai target. Soale, begitu lo popular, dunia bakal berada di genggaman. Yah gitu deh kira-kira.

Kalo dulu kan jalur untuk jadi selebriti itu ribet. Hanya orang-orang yang bertalenta, cakep, tajir dan punya bekingan yang bisa jadi seleb. Sekarang, dengan adanya medsos, siapa pun bisa jadi seleb.

Continue reading

Midlife Crisis

Saat ini, gue lagi ngerasain banget yang namanya midlife crisis alias krisis paruh baya. Bahkan, dulu sempet gue bahas di IG Live bareng Dokter Santi, psikiater asal Yogya.

*Btw ini akun Instagram gue ya. Monggo dicek*

Tapi, meskipun udah dapet penjelasan, afirmasi, dll dsb, sulit rasanya bagi gue untuk keluar dari krisis ini.

Mungkin banyak yang belum tau, apaan sih yang dimaksud midlife crisis.

Intinya sih, krisis identitas yang dirasakan seseorang saat umurnya paruh baya alias 50 tahun. Nah gue koq belum 50 tahun tapi udah ngerasa gitu?

Sebab, kata Dokter Santi, krisis paruh baya belakangan ini terjadi lebih muda. Terutama pada orang-orang yang berusia di atas 35 tahun gitu lah.

Umumnya, midlife crisis ini bikin kita mempertanyakan hidup, terutama tujuan hidup, karier, keluarga, achievement, dan sejenisnya.

Continue reading

FOMO atau JOMO?

Beberapa hari lalu, gue sempet bikin Q&A ala-ala gitu di Instastory. Salah satu ada  yang bertanya ini ke gue:

FOMO atau JOMO?

Untuk yang gak tau, FOMO artinya adalah fear of missing out, alias takut ketinggalan dan harus selalu update. Kayaknya dulu pernah deh gue bikin postingan tentang FOMO ini di sini.

Waktu itu, ada beberapa yang nyolongin foto bekal dan masakan gue karena pingin ikutan tren foto bekal di medsos. Yang ada bikin ngakak sampe mules karena kocak bin halu banget 😀

Sementara JOMO artinya adalah joy of missing out, alias gak peduli ketinggalan tren atau pun segala sesuatu yang terbaru. Orang yang FOMO ini bisa dibilang ketinggalan zaman dan ngerasa gak masalah dengan itu.

Orang yang JOMO ini lebih pilih fokus pada diri sendiri dan orang yang dia sayangi ketimbang ikutin tren di luaran sana.

Nah kalo ditanya gue FOMO atau JOMO, jawabannya rada panjang nih. Bear with me, ok?

Continue reading