Blogger Kagetan

Halooo semuanya. Apa kabar? Masih dalam suasana Lebaran, gue mohon maaf lahir batin yaaa.. Udah naik berapa kilo nih abis Idul Fitri?

*eh apa cuma gue doang yak? 😀 *

Anyway, tadinya gue mau nulis tentang pengalaman hosting 2 open house Lebaran di rumah selama 2 hari berturut-turut. Eeehh udah keduluan adik gue di sini. Yawdah, nulis postingan lain deh, yang gak berbau Lebaran.

Temanya tentang dunia blogger VS jurnalis sih. Ada 2 cerita terpisah yang kalo dipikir-pikir, ada benang merahnya dikit. Gue bagi dalam 2 point aja ya.

1.Blogger Kagetan VS Wartawan Bodrex

Beberapa waktu lalu, di sebuah acara liputan, gue kenalan sama seseorang, sebut aja  Doni. Dia lantas minta no telp gue, katanya sih untuk tuker-tukeran info liputan. Doni ini ngaku dari media K0mp4s. Karena jelas, oke gue kasih.

Gak lama, dia whatsapp gue. Pas gue tanya lagi, barulah dia bilang dari K0mp4514n4. Lho, itu beda banget kan? K0mp45 itu media jurnalistik. Sementara K0mp4514n4 adalah socmed/komunitas.

Setelah itu, dia kasih gue info-info liputan, yang menurut dia, bisa diliput oleh media maupun blogger. Mulai dari asuransi, kuliner, kecantikan sampe ekonomi. Dia ngarep gue untuk kasih info acara-acara serupa. Tapi gak gue tanggepin karena gue gak tertarik. Gue juga mengendus something fishy.

Ujug-ujug, dia nge-add gue ke sebuah whatsapp group yang isinya blogger dan “media”. Waktu itu, gue baru sampe Jepang, jadi terganggu banget dengan tang-ting-tung dari group yang anggotanya gak gue kenal. Gue pun memutuskan untuk left group. Eh si Doni ngejapri tanya kenapa. Ya gue bilang aja hape gue hang karena kebanyakan group.

Sesampainya di Jakarta, gue curhat sama temen-temen liputan. Ternyata, saat ini, di berbagai tempat liputan, terutama yang berhubungan dengan lifestyle, banyak ditemui blogger-blogger kagetan. Yang parahnya, mereka itu aslinya adalah wartawan bodrex. Melihat tren terkini dimana pihak pengundang mulai melirik blogger, wartawan-wartawan bodrex ini pun memutuskan untuk alih profesi jadi blogger.

“Kemarin gue liputan di Kementrian Pariwisata. Tiba-tiba gue ketemu si A yang gue tau banget adalah bodrex. Pas gue tanya, sekarang dia pake identitas baru sebagai blogger. Temen-temen si A yang bodrex-bodrex juga banyak yang sekarang ngaku sebagai blogger bok. Apalagi sekarang kan gampang banget bikin blog,” kata temen gue.

*wartawan bodrex: wartawan yang gak jelas medianya apa. Rajin datang ke acara-acara liputan demi mendapatkan makan gratis, goodie bag, dan gak jarang, nodong uang transport dari panitia. Mereka rajin wawancara atau bertanya, terutama di forum-forum jumpa pers. Wartawan bodrex ini banyak ditemui di instansi-instansi pemerintah, kepolisian, DPR, hotel-hotel berbintang oldies (kayak S4h1d dan zaman dulu, Hotel Indonesia). Banyak juga yang gemar mengulik borok dan cacat birokrat untuk kemudian, memerasnya.

Untuk memuluskan langkah, mereka selalu mengakrabkan diri dengan jurnalis asli. Harapannya sih supaya dapet info-info liputan. Atau kayak yang pernah gue alami dulu, mereka kasih berkas-berkas kasus (korupsi, perselingkuhan, dll) yang menyangkut pejabat ke jurnalis asli, dan minta kita untuk blow up. Kemudian, mereka tinggal meras si pejabat deh, ancem-ancem supaya dapet duit.*

Gue gak nuduh Doni sebagai wartawan bodrex yang sekarang alih profesi jadi blogger ya. Tapi, modus Doni itu emang sedikit banyak mengingatkan gue sama modus para wartawan bodrex yang banyak gue temui sepanjang gue karier gue jadi jurnalis. Mereka rajin kasih kita info-info liputan, apapun, dimana pun. Harapannya, kita bakal kasih info juga ke mereka. Intinya, same shit, different persons.

Dan tujuan Doni apa, gue juga gak ngerti. Yang pasti, karena modusnya mirip sama wartawan bodrex, gue jadi waspada. Untung si Doni gak tau kalo gue punya blog juga. Kalo dia tau, bisa-bisa gue diundangin mulu ke acara-acara yang gak gue minat.

2. Aim-for-the-privilege Blogger

Kira-kira seminggu lalu, gue diajak ngobrol sama seorang kawan lama. Dia ini jurnalis di sebuah media lah. Sebut aja si Dono.

Dono rupanya denger kabar kalo gue punya blog. Dia pun ajak gue ngobrol tentang dunia blog.

D: Ra, gue mau minta saran sama lo tentang monetizing blog. Gue punya blog dan pengen monetize itu. Gimana sih caranya?

G: Wah lo dateng ke orang yang salah Don. Gue emang punya blog, tapi gue gak bener-bener monetizing my blog. Soale, awal gue ngeblog juga untuk menyalurkan hobi gue nulis. Bukan untuk cari duit.

D: Oh gitu. Iya gue liat sekarang kan rame nih dunia blogger. Banyak yang dapet duit dari situ juga. Ya gue pengen lah, apalagi dunia media juga lagi kurang bergairah.

G: Kalo lo emang serius pengen cari duit via blogger, ya silakan google caranya. Banyak lho yang nulis tentang itu. Kalo gak salah, ada yang pake SEO, bikin lay out semenarik mungkin, rajin-rajin gabung komunitas, ninggalin blog link di blog2 orang, gitu-gitu sih.

Oh ya, emang lo udah berapa lama nge-blog?

D: Baru 3 bulan sih. Tapi koq sampe sekarang masih sepi ya.

G: *speechless*

Ya gimana gak speechless? Baru 3 bulan nge-blog udah ngarep traffic tinggi, dan duit dateng. Kecuali lo itu seleb atau public figure, atau mau ngeluarin duit/daya upaya tinggi untuk naikin traffic, ya agak susah lah ya.

Yang menarik, gue kan berdiri di dua kaki. Satu kaki sebagai jurnalis, profesi yang gue lakoni sejak err.. 16 tahun lalu *yes I’m that old*. Sementara satu kaki lainnya sebagai pemilik blog.

Di cerita no 1, gue menulis dari kacamata seorang jurnalis.  Dari obrolan dengan temen-temen wartawan sih, emang ada yang mulai resah dengan kehadiran blogger. Bukan karena media terancam dengan blog ya. Tapi karena tingkah laku sejumlah blogger kerap bikin jurnalis asli sebel.

Apalagi sekarang banyak pengundang yang bikin acara dengan menyatukan jurnalis dan blogger. Kalo jurnalis, karena ini adalah profesi, mereka pun harus profesional. Meliput dengan baik, wawancara, dst. Nah, kalo blogger, ada yang bawa anak lah, bawa suami lah, cekikikan lah, foto-foto lah. Jadi, menurut gosipan dengan sesama jurnalis nih, mereka sering terganggu dengan aksi para blogger ini.

“Dan gak sedikit yang gayanya selangit. Minta ini itu, padahal pas dimuat cuma secuplik. Itupun banyakan fotonya. Jadi gak seimbang dengan permintaan dia yang macem-macem,” kata temen gue, seorang pemilik media kuliner online top.

Bahkan, menurut temen lain, seorang redaktur di sebuah majalah wanita, udah mulai ada beberapa restoran atau pebisnis lain yang mengeluhkan para blogger ini. Misalnya, mereka minta di-review sama blogger A. Yang dateng cuma fotografernya aja (yes, blogger masa kini punya fotografer pribadi, kak). Nanti si blogger cuma nulis sedikit aja, lebih banyak foto-fotonya.

“Padahal si resto udah bayar lumayan mahal lho. Tapi feedback-nya gitu doang,” kata temen gue, menirukan keluhan pemilik resto kenalannya.

Masih banyak lagi sih keluhan-keluhan lainnya. Tapi nanti kepanjangan kalo ditulis di sini semua 😀

Dan ini gak cuma di blog scene lokal ternyata. Di luar pun gejala ini udah mulai dirasakan. Salah satunya sempat bikin heboh, tentang seorang pemilik resto di Australia yang marah-marah ke seorang food blogger. Si food blogger minta si pemilik resto kasih makanan gratis untuk dia dan temannya di resto tersebut. Sebagai imbal balik, dia akan nulis/motret untuk di blognya. Respons si pemilik resto hillarious dan kontroversial. Selengkapnya bisa dibaca di sini ya.

Nah, kalo dari cerita no 2, gue memandang dengan kacamata seorang pemilik blog. Dono bukanlah orang pertama yang menanyakan hal itu ke gue. Udah beberapa kali gue ditanya-tanya tentang how to monetize my blog, oleh orang-orang yang berbeda. Sebab, tujuan mereka ngeblog adalah, dapet undangan acara X, dapet duit dari klien Y, atau dapet duit dari Google Adsense. Intinya, dapet privilege macem-macem lah.

Dan gue selalu bingung jawabnya. Sebab, tujuan utama gue ngeblog adalah, seperti yang udah berkali-kali gue tulis di sini dan sini, untuk menyalurkan hobi gue nulis. Jadi gue gak punya saran selain “isi blog lo dengan postingan-postingan yang menarik. Nanti akan banyak pembaca yang dateng. Dari situ, sukur-sukur money will follow.”

Sounds so old-fashioned and cliche, right? Kurang millenials bener 😀

Dari dua cerita di atas, gue menyimpulkannya gini. Dunia blogger masa kini mulai bergeser fungsi. Dulu, rata-rata orang ngeblog just for the sake of blogging, making friends, and sharing daily things that happened in life. Dapet komen aja udah hepi. Yekan?

Sekarang, blogger dianggap sebagai sebuah profesi yang menjanjikan. Sebab, banyak produk dan perusahaan yang mulai melirik blogger sebagai media alternatif mereka untuk beriklan. Sah-sah aja sih sebenarnya. Banyak koq blogger yang awalnya ngeblog karena seneng nulis, sekarang mulai dapet sponsored post (seperti akuuh hihihi..).

Inilah yang lantas mengundang pemain baru, para blogger kagetan atau aim-for-the-privilege blogger. Mereka liat dunia blogger sebagai penghasil duit. Jadi tujuan ngeblog-nya ya untuk alasan ekonomi. Gak salah sih sebenarnya. Gue percaya tiap orang punya rezeki masing-masing, dengan caranya masing-masing.

Tapi inget, jangan terlalu ngarep hasil yang instan. Sebab, yang sekarang udah metik hasil itu udah mulai dari bertahun-tahun lalu, lho. Kayak Diana Rikasari, itu lah, yang mulai ngeblog dari zaman blog belum heits dan konsisten di bidangnya.

Yah segitu dulu deh postingan ini. Lumayan buat ngelemesin otak karena udah lama gak ngeblog hehehe.. What do you think guys? Please feel free to write you comment below, ya 🙂

81 thoughts on “Blogger Kagetan

  1. Soal blogger ‘preman’ – dalam arti suka ngancem resto ntar kasih review jelek, aku pernah tulis beberapa kali di blog aku. Kebetulan, kan komunitasku banyak yang demen makan yah, trus tiba-tiba aja aku mendapat label foodblogger, lho padahal review makanan mayan jarang, seringnya ngobrol gak jelas. Dan label-perlabelan ini kadang overrated pisan, kalo udah punya label, berasa keren dan powerful trus bisa ngancam orang lain, sini takkrues, ini deh salah satunya: https://ruthwijaya.com/2013/08/01/blogger-macam-apa-kamyu/ . Nulis dengan kalimat lengkap aja gak bisa gitu kok. Hahahaha…
    Aku sungguh nggak keberatan kok, orang-orang itu ngaku blogger dan mau menjadikannya sebagai mata pencaharian, bebas… seperti yang kamu bilang, rejeki kan ada yang atur.
    Yang penting etikanya dipegang dan selama nggak merugikan orang lain.

    • Aku sungguh nggak keberatan kok, orang-orang itu ngaku blogger dan mau menjadikannya sebagai mata pencaharian, bebas… seperti yang kamu bilang, rejeki kan ada yang atur.
      Yang penting etikanya dipegang dan selama nggak merugikan orang lain.

      Setujes, Tjep. Sekarang sih untungnya blogger yg paham etika masih lbh banyak drpd yg gak. Tapi kalo agak dibilangin or dikomplain, jumlahnya bisa jadi membengkak tuh 😦

  2. Ahhh setuju sekali dengan tulisannyaaa. Banyak yang tergiur menjadi blogger karena liat yang “manis-manisnya”. Tapi saya berharap seseorang ingin buat blog karena memang suka menulis 🙂

    Mau tanya juga, Mbak. Wartawan bodrek ini dipekerjakan oleh media atau jadi freelancer? Apa motivasi mereka cuma cari barang gratisan? Baru pertama kali dengar istilah ini soalnya.

    • Wartawan bodrek itu biasanya gak punya media, Mbak. Tapi rata-rata dekat dgn dunia jurnalistik. Misalnya, dulu pernah jadi wartawan, piar, EO dll. Gara2 mereka liat jadi wartawan itu enak krn suka dapet gratisan, mereka nekat jadi wartawan bodrex. Padahal, kalo beneran jadi wartawan sesungguhnya yg di lapangan, gak cuma dateng acara2 di mal/hotel, profesi wartawan itu gak selalu menyenangkan lho 🙂

  3. Hihihihi. Mbak Iraaaaaa. Aoh ini tulisannya kena banget buat para blogger kagetan. Baik itu yang dari wartawan bodrek beralih jadi blogger maupun yang baru bikin blog mau dapet duit. Senyum ajadeh sayah. Hahahaha.

    • Kalo di dunia jurnalistik mah, wartawan bodrex ngetop bgt Jo. Secara general, rata2 mereka itu hobi pake baju/atribut/kartu pers gede-gede. Padahal wartawan beneran justru jarang yg pake rompi bertuliskan pers, or pake kartu pers segede gaban hihihi..

  4. Hihi walopun hak masing-masing ya, tapi kayanya banyak banget emang yang ngincer manis-manis doang Mba. Asal dapet duit hajar, jadi jatohnya ngejer traffic dan duit doang bukan sharing beneran. 🙁

  5. Pernah waktu lagi ada event dan urus meja registrasi sempet kaget tuh ketemu sama wartawan bodrek. Mereka bringas2 banget.. Bahkan skg aku br tau mulai melirik blog 😂 . Skg baru tau lagi trnyata dr situlah merek Tau info2 event gitu yaa..
    Mba ira yg food blogger australia itu kl mnurut aku si ga sepantasnya aja di smpe upload ss. Toh kan foodbloggernya minta baik2 lepas dr yg mau kudu punya traffic dll. Namanya juga jemput bola,usaha. Dan skg bnyak juga yg seperti itu. Meski gak melulu mnjadikan blog sebagai mata pencaharian, dapet brand yang mau diajak kerjasama aja juga udah seneng bgt.

  6. Gw ngeblog dr taun 2008 just share aja kmrn sempet utk review iklan tp rate murah lah gak mahal2 nah Seleblogger agak gede kepala just share ya jd gue kmrn bikin kegiatan anak adalah satu seleblog ini nanya2 trus gw tawarin aja kelas gratis dgn bantuan review satu paragraf ttg kegiatan anaknya di tmpt gue eh doi minta bayaran 700 rebu wakwaw krn doi udah jd seleblogger sk2 ponds sociolla dll belagu amat sih hihi… Jd numpang curhat mba Ira

    • Ya ampun, review 1 paragraf aja mintanya mahal amat? Kalo gue sih mungkin seneng2 aja. Kan bisa tuh sekalian ditulis dalam blog sekilas aja, gak keliatan banget sponsored post-nya.

      Tapi mungkin beda Mbak, dese kan selebblog. Beda sama kita yg blogger jelata ini 😀

  7. Mantab… Sukak… Selalu sukak tulisannya mba…
    Dan aku sekarang mulai unfollow beberapa blog yg sebelumnya aku ikutin,,, karena memang isinya udah geser jadi iklan… Kalo iklan sich aku udah kenyang di TV hihihi…
    Dan baru 3 bulan udah ngareb traffic tinggi… Itu ruaarrrr biasa hehehe aku butuh 3 tahun untuk punya banyak temen 🙂

    • Hahaha.. Spot on banget deh mbak komennya yg ttg iklan di blog! 😆

      Ini mungkin mirip sama selebgram di IG ya. Ada kan tuh yg isinya endorse-aaaann mulu. Cuma dikemas pake kata2 mutiara aja, tapi tetep bikin males sih ya 😀

  8. Gue ngeblog dari zaman blogspot, multiply, FB notes, sampe akhirnya berkandang di WP, simply because I have to write what’s inside my head, karena kebiasaan nulis diary dari zaman SD. Jadi dulu kan gue dibiasakan untuk menuliskan apa yang gue rasakan. Zaman bergeser, nulis berubah jadi ngetik. Gue sama kayak elo, kalo ujungnya dapet duit (atau produk) ya Alhamdulillah. Kalo enggak juga gak masalah,.

    Wartawan bodrex itu emang ngeselin. Gue cuma 1 tahun di dunia media cetak, dan 6 tahun di dunia media elektronik, tapi karena gue tumbuh di lingkungan koran dan pewarta, jadi sering banget lah denger soal wartawan bodrex dan amplop x)) Terus sekarang nambah, Blogger Kagetan. Yasalam.

    Gue jadi ngebayangin genggesnya Press Conference zaman sekarang! HAHAHA

    • Duh Ki, jumpers zaman sekarang meriah banget. Apalagi kalo berkaitan sama produk lifestle yg ada artisnya. Yg dateng nih ya: wartawan asli, wartawan infotainment, wartawan bodrex, blogger beserta fotografer pribadinya (!), dst. Untung gue punya anak buah. Jadi gue suruh aja lah reporter gue yg liputan daripada gue pusing 😀

  9. tulisan mba ira kali ini rasanya kayak “pengayem-ayem” diriku yang blognya masih gitu-gitu aja dari tahun 2006. Mulai dari MP, Wp, dan BP, semua dicoba. Pengayem maksudnya bikin hatiku adem kalau ngeblog itu gak harus super ambisius hanya untuk ngejar hasil materi. Toh tujuannya dulu emang utk penyalur hobi menulis, meski smp sekarang si duit belum mengikuti… hiks…

  10. tulisan mba ira kali ini rasanya kayak “pengayem-ayem” diriku yang blognya masih gitu-gitu aja dari tahun 2006. Mulai dari MP, Wp, dan BP, semua dicoba. Pengayem maksudnya bikin hatiku adem kalau ngeblog itu gak harus super ambisius hanya untuk ngejar hasil materi. Toh tujuannya dulu emang utk penyalur hobi menulis, meski smp sekarang si duit belum mengikuti… hiks…

    Tentang wartawan bodrex aku gak gitu ngerti. Tapi kalau blogger kagetan dikit2 ngerti dan udah mulai merasakan kehadirannya. Apalagi dunia blogger lg moncer-moncernya. Selain karena makin banyak yang ngarep hasil instan, persaingan popularitas jg makin berat.

    *maap, komen sebelumnya belum kelar udah kepencet send aja, hehe*

  11. wartawan bodrex aku tauuuu, dulu tiap ngadain preskon, mereka suka tiba2 nyelip dan nodong amplop .. yg blogger kagetan itu, walah walah …

    makasih untuk sharingnya, salam kenal ya mbak ira

    • Salam kenal juga Mbak Maria 🙂

      Iya kan, dulu temenku kan humas, trus pernah ditodong amplop sm wartawan bodrex. Padahal wartawan yg beneran gak dapet apa2. Sampe diancem2 segala sm bodrex itu. Nyebelin ya.

  12. Hola Ira, salam kenal. I used to be a silent reader before. Aku juga pernah ngalamin ditanya-tanya sama temen tentang gimana supaya blognya populer dan dibaca banyak orang. Yup she did use that word popular. Terus aku tanya, emang kamu udah berapa lama bikin blog? Dijawab.. aku belum bikin. WTF moment occured.

    • Hai Gesiii.. *sok akrab ya gue hahaha*

      Aih serius tuh? Belum bikin blog udah tanya2 utk jadi populer? Hahahaha 😀

      Mungkin temenlo itu punya pedoman gantungkan cita2 setinggi langit. Jadi sebelum bikin sesuatu, kudu pasang target setinggi2nya dulu lah, meski belum dimulai 😀

  13. Dulu buat saya blog bisa buat mengetahui ‘identitas pemikiran’ seseorang, klo sekarang y paradigmanya udh bergeser sih mbak, mulai dari munculnya niche sampai sponsored post n undangan gathering 🙂 salam kenal nggeh

    • Salam kenal juga Mas 🙂

      Iya sama, aku juga sampe sekarang menilai blog itu buat probing kira2 pikiran si blogger kayak gimana. Skrg saking banyaknya blogger yg posting event yg sama dgn angle mirip, dan berulang2 gitu trus, jadi bingung sendiri deh hehehe 🙂

  14. Akuvmukai ngeblog tahun 2009 hallgara-gara si Kambing Jantan itu. Awaknya berisi postingan curhat nan geje hihi. Setelah bergabung dengan komunitas baru deh nambah tau. Soal monetize itu aku malah baru dapet uang dari blog sekitar 1,5 tahun terakhir ini. Untunglah aku ga pernah minum bodrex kalau pusing. Mending tidur aja atau nanya obat yang cocok sama dokter hihi.
    Makanya tiap ketemu temen yang pengen diajarin ngeblog aku suka bilang, cintai dulu ngeblog jangan ngarep dapet duit lagi kalau ga mau kuciwa.

  15. Kalo aku ngeblog ya cuma buat sharing aja.. Kebeneran emg suka nulis. Klo soal uang kalo dpt ya syukur klo ga ya gpp.. Krn itu bukan target kok. Bagi aku pribadi nih ua,, satu momen di blog lebih berharga dari apa pun 🙂 salam kenal ya mba,, aku suka nih dg tulisannya.

    • Bagi aku pribadi nih ua,, satu momen di blog lebih berharga dari apa pun

      Eeeh koq sama sih? Kalo aku, blog berfungsi utk mendokumentasikan momen, sudut pandang dan pemikiranku di satu saat tertentu. Makanya kalo baca2 postingan lama, suka ketawa atau terkaget2 sendiri dan mikir “wow gue dulu nulis ini ya” 😀

  16. Setujuuuu sama isi postinganmu mba. Dimana-mana ngga ada yang instan. Kalo mau sukses ya kudu berproses. Aku aja baru ngeblog tahun 2014 awal, masih harus tau diri n banyak belajar. Konsistensi yang dijaga supaya semua harapan dalam blogging tercapai. Yes ! 😀

  17. Duh aku jadi malu nih sebagai blogger yang suka bawa anak. Tapi aku n ggak songong kok mbak. Suka malu kadang kalo ketemu wartawan profesional beneran. Kebetulan aku lulusan broadcast TV, ngerti soal media juga dan sempat memimpikan jadi wartawan. Hehehehe. Dan baru tau ttg wartawan bodrex giniii. Serem juga ya ada wartawan kaya gitu.. Makasi sharingnya ya Mbaaaak

  18. Hi Ira, salam kenal yaa. Tulisannya menarik, diulas dari dua sisi as user experience. Tapi kenyataan saat ini memang begitu, pergeseran dari sekedar sharing is caring, beralih kepada sharing for pay-ing, hihihi. Kembali kepada masing2, yang penting para blogger tetap kalem ajalah ya, santai, karena bener banget, rejeki udah ada takarannya masing2. Apa yang kita tanam, itu yang kita panen 😀

  19. Wartawan bodrex banyak di kantorku hehehe.
    Apal sm mereka… Dan senyumw aja klonada berita2 politik terutama via media online yg has his hus.
    Semalem aku hbs minum bodrex nih beneran krn pusing bukan krn ngeblog hehe.
    Asal kita meluruskan niat rasanya ngeblog tetep bs dinikmati… Apalagi buat yg ngeblognya krn hobby macem saya. Klo dpt pundi alhamdulillah meski bukan tujuan utama ngeblognya.
    TFS ya mba…salam kenal

  20. Saya ngeblog terinspirasi dari seorang bloger juga…namun sdh sampai setahun ini…tetap pada tujuan utama ..ngeblog buat berbagi cerita dan info yg utama… klo pun soal uang…ntar dulu deh..kemampuannya masih dibawah rata2….btw..tulisan kakak bagus…salam kenal ya

  21. ooh ternyata ada yang kayak gini ya. baru tau. ada temen saya yang kerja di pemerintahan, dia katanya diancem gitu sama orang yang ngaku wartawan dan bilang dirinya punya data-data bukti yang akan menjatuhkan dia dan pimpinannya. ujung-ujungnya ya minta duitlah supaya dibikinin berita bagus. syukurnya temen saya ini udah punya laporan dan bukti jelas dalam proyeknya, jadi nggak akan gampang diganggu gugat itu laporan, banyak yg ttd kok.

    saya ngeblog buat curhat doank, kadang kasi tips, tapi ya gitu, tetep sepi-sepi aja walopun udah lama 😦
    salam kenal yaah mba 🙂

    • Nah iya bener Mbak kata temennya. Kalo wartawan bodrex yang di dunia lifestyle dll sih masih mending cuma ngarep goodie bag. Kalo yg di pemerintahan, politik, gitu2 biasanya hobi meras. Serem deh 😦

  22. Ada ya yang seperti itu? Maklum saya blogger kampung yang tinggal dipinggir gunung dengan koneksi internet macam siput ga pernah dapat undangan, eh ada, tapi ga bisa hadir karena kerja dan ga ditanggung akomodasi. Blogger oh blogger. Udah 10 tahun saya ngeblog tapi enggak famous2 jugaa

  23. Pertama kali ngeblog tujuan saya hanya untuk latihan menulis aja. Guru menulis saya mengajarkan untuk menulis setiap hari, berlatih menulis dan menulis. Kalau akhirnya bisa menghasilkan dari blog, ya.. Alhamdulillah.
    Soal wartawan yang suka memeras, saya sudah sering mendengarnya, Mbak. Tapi wartawan bodrex, baru kali ini saya tahu..he..he..
    Makasih pencerahannya, Mbak Ira 🙂 Salam kenal ya…

    • Halo Mbak Nurul, salam kenal juga ya 🙂

      Nah iya bener tuh, blog kan kayak diary. Jadi sambil nulis, kita juga bisa sambil belajar menyusun kata-kata, mengekspresikan emosi dan perasaan lewat medium tulisan, dll dst. Kalo pada akhirnya menghasilkan sesuatu, ya Alhamdulillah ya kaan 🙂

    • Hahahaha… Terus terang, aku juga males sih Mbak kalo diundang event tanpa kompensasi. Sebab aku bukan blogger yg hobi dateng2 event cuma utk seru2an. Apalagi aku kerja dan punya keluarga, jadi harus meluangkan waktu utk datang. Jadi kalo diundang2 tapi gak ada kompensasi apapun selain makan gratis dan goodie bag, ya aku lebih baik skip 🙂

  24. Udah baca dari kemaren-kemaren dan baru sempet komen sekarang. Aku sering dapet email juga tuh ses, nanya soal gimana caranya dapet uang/barang gratisan. Tapi ngeliat blognya, baru sebulan-dua bulan ngeblog, itupun post cuma satu dua. Disitu saya speachless -_-.

    Ijin share yah, ses. Kalau ada “blogger kagetan” yang nanya cara dapet duit lagi, aku kasih link post ini aja deh 😀

  25. Kl wartawan bodrek aku pernah denger yg agak2 ngeri dr adikku mba. Saat adikku masih jd jurnalis pernah ada wartawan bodrek yg menghilang gara2 ngancam seorang pejabat. Kata adikku sih salah ngancam orang dia.. 😀

  26. ih bener banget mbaaak!
    aku ngeblog dari taun 2004, isinya dari kegalauan anak SMA sampe sekarang kegalauan ibu2 (haha kok galau melulu ya :p) karena kebiasa nulis buku harian jadi ya nganggepnya mindahin buku harian ke media online aja.. trus sekarang rasanya orang ngeblog tuh banyak yang “niat” banget karena pengen dapet uang dari situ.. pas mau rajin ngeblog lagi jujur aja aku juga sempet mau positioning atau apalah gitu biar kaya blogger jaman sekarang yang isi blognya bertema tertentu, teratur bgt, dll, tapi lalu…. keinget blog mbak ira yang menurutku genuine banget dan ya emang ditulis karena suka nulis dan jadi santai lagi. mbak ira (salah satu) blogger idola lah 😀

    • Aaawww Mbak Shanti, aku jadi tersapu-sapu ke-GR-an gini bacanyaaaaa… *pipi bersemu merah*

      Ih sama, gue dari awal nulis blog2an di friendster, multiply, dst, isinya galaauu mulu, bahahahaha.. Untung udah musnah semua tuh blog di friendster. Kalo masih ada ya ampuunn.. Mokal aing bacanya!

  27. waaahhhh….baru tau udah seperti ini perkembangannya ya mba. gw punya blog, tp kelamaan dormant ahahaha. gak gitu produktif di blog. tp selalu pengen eksis. sejak dari multiply, blogspot dan wordpress semua pernah dijabani. tp bener deh gak kepikiran awalnya punya blog untuk di monetize. trus makin kesini akuh makin kepengaruh deh sama blogger yang ada tema blog nya dan pengerjaannya serius dll dll. hmmmm baca ini, kembali ke awal deh, tetap dengan keinginan kenapa bikin blog. ya karena pengen curcol aja di blog ahahahaha. makasiy loh mba ira pencerahannya

Leave a reply to Rina Cancel reply