Mission Impossible: Cutting Off Fried Food

Beberapa waktu lalu, gue nemu The No Junk Food Challenge di akun instagram fitness-fitness-an gitu. Begini nih isi tantangannya:

IMG_20150219_092812

Pas gue baca, yaelaahh gampil amat shay! *somse yes*

Yaabes, sama coklat, gue gak yang tergila-gila banget. Permen,biskuit/cookies, dan es krim, juga sami mawon. Kue-kue, donat, muffin, pastry, juga biasa aja. Carbonated beverages kayak soda, kagak doyan. Fast food, makannya once in a blue moon. Keripik jarang, kecuali kalo kerupuk dihitung ya. Tantangan terbesar buat gue di daftar di atas cuma roti putih. Itupun bisa disubstitusi jadi roti gandum.

Jadi ngejalanin tantangan itu selama 21 hari gak bikin menderita amat sih. Biasa aja lah.

Gue sempet bilang ke temen, mungkin kalo di dalam tantangan ini ada item “No fried food allowed” baru deh gue kejet-kejet setres. Maklum ya, akoh kan penyuka makanan yang digoreng. Dan susah banget ngelepasin diri dari gorengan karena, makanan Indonesia rata-rata digoreng, pan?

Mulai dari lauk kayak ayam goreng, empal goreng, ikan goreng, perkedel, bakwan, sampe penganan kayak pisgor, ubi goreng, gemblong, cakwe, risoles, pastel, kue bantal *aduh ngetiknya sambil ileran*.

Emang sih, belakangan ini gue mulai mencoba mengurangi jajan yang digoreng-goreng karena gorengan abang-abang itu pake minyak jelantah yang udah berkali-kali dipake. *berapa kali? Ratusan!* Jadi kalo makan gorengan, biasanya gue goreng sendiri di rumah, atau beli di tempat yang kayaknya terpercaya sambil baca Bismillah. Atau, ya gue pake cara yang kemarin gue tulis, yakni memanggang di oven.

Anyway, beberapa waktu lalu, @arninta kirim email, ngundang ke acara Blogger’s Gathering sekaligus peluncuran Tropicana Slim Canola Oil. Wah pas banget nih acara sama hobi gue makan gorengan. Apalagi, selama ini gue kan udah nyoba beberapa jenis minyak yang dibilang minyak sehat. Mulai dari minyak zaitun, minyak jagung sampe minyak kedelai. Tinggal minyak canola nih yang belum gue jajal. Ih asik, dateng ah!

IMG_20150530_125653*ikutin gaya Mbak Gadsam @ariendasapari tapi hasilnya kayak gaya cover Majalah Trubus*

Dan bener banget keputusan gue untuk dateng di acara itu. Selain bisa update kabar sama para blogger kece yang datang, gue juga dapet pencerahan tentang makanan sehat, terutama minyak. Salah satunya tentang berapa banyak sih kita boleh konsumsi minyak goreng perhari.

Mbak Astri Novianti, Nutrition and Health Science Manager Nutrifood kasitau bahwa, dalam satu hari, batas maksimal mengkonsumsi minyak goreng (migor) adalah 6 sdm. Ini bukan cuma batas asal-asalan ya, karena tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 tahun 2013 lho.

Sebagai ilustrasi, gini deh. Dalam 2 potong gorengan aja terkandung 1,5 sdm migor. Nah, emangnya kita cukup makan gorengan 2 potong aja? Pasti minimal 4 ya kaann *eh apa gue doang yang gitu yak? 😛 * Tinggal kaliin aja tuh sama makanan yang kita makan. Langsung jueder deh kakaakk..

Terus, selain batas konsumsi migor, jenis migornya juga ngaruh. Selama ini udah diketahui ya kalo migor dari kelapa sawit itu mengandung lemak jenuh paling tinggi. Jadi, buat yang gemar gorengan, selain harus mengurangi jumlah gorengan, disarankan juga untuk mengganti minyak yang dipake. Salah satu alternatifnya adalah minyak canola.

Kenapa canola? Kata Mbak Noviana Halim, Brand Manager Tropicana Slim, salah satu asam lemak tak jenuh yang baik untuk kesehatan jantung adalah omega-31,2 yang dapat ditemukan dalam minyak yang berasal dari biji bunga kanola. Publikasi yang dikeluarkan British Journal of Nutrition menujukkan konsumsi omega-3 ini dapat melindungi jantung. Hal ini ditunjukkan dari penurunan risiko penyakit jantung dan kematian akibat serangan jantung. Terus, minyak canola ini memiliki kadar lemak jenuh di bawah angka 8 persen.

Makanya, Tropicana Slim memutuskan untuk meluncurkan produk Tropicana Slim Canola Oil. Kalo kata Mbak Novi sih, pihaknya sengaja memilih canola bukan jenis lainnya karena minyak canola punya aroma yang mirip dengan zaitun. Kelebihan canola dibanding zaitun adalah, minyak canola punya smoking point tinggi, jadi bisa untuk menggoreng. Cucok kan untuk dipakai dalam beragam masakan Indonesia?

IMG_20150530_120146

*untuk tau minyak dengan kadar lemak jenuh yang tinggi: masukin aja ke kulkas selama 2 hari di suhu 0 derajat. Kalo yang kadar lemak jenuhnya tinggi kayak palm oil akan beku deh, kayak di foto di atas*

Yang seru, selesai acara, ada games gitu kan ya. Eh gue berhasil menang. Padahal hape gue lagi ngambek dan terpaksa nyontek di hapenya @indahkurniawaty. Lumayaann.. Hadiahnya satu set toples kaleng dari IKEA plus voucher di nutrimart. Pulangnya langsung gue abisin itu voucher deh. Yay! 😀

Oh ya, untuk dapet banyak informasi seputar produk sehat, bisa klik di sini ya. Selama ini merek Tropicana Slim kan identik dengan produk untuk penderita diabetes. Padahal, enggak juga lho. Banyak varian produknya yang bisa dikonsumsi oleh kita-kita agar bisa hidup lebih sehat.

Sebagai penutup, mari kita pejengin foto-foto di acara. Mumpung seseruan bareng plus patuh dress code semua kan yaa 😀

IMG_20150530_142723*pic courtesy of @ariendasapari. Kamera Sonai emang guuddd meski tanpa editan*

IMG-20150530-WA0030*pic courtesy of @arninta. Full team!*

5 thoughts on “Mission Impossible: Cutting Off Fried Food

  1. Pingback: Jajan VS Makan di Rumah | The Sun is Getting High, We're Moving on

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s